Makassar (ANTARA) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maros To Wadeng mengatakan dampak kekeringan di Kabupaten Maros meluas hingga ke tujuh kecamatan dari 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

"Ini terutama melanda daerah pesisir yang menyebabkan krisis air bersih dan hanya mengandalkan sumur kubangan dengan sumber air seadanya," kata To Wadeng di Maros, Selasa.

Kondisi tersebut, menyebabkan warga yang mencapai 22 ribu jiwa yang tersebar di tujuh kecamatan, terpaksa menggunakan air yang tersedia, meskipun agak terasa asin dan berbau lumpur.

Sementara BPBD dan Damkar yang membantu penyaluran air bersih dari pemerintah daerah tidak mampu mencukupi semua kebutuhan ribuan warga tersebut.

Hal itu dibenarkan warga Balosi di Kecamatan Bontoa, Maros, Rosdiana.

Dia mengatakan, meski air yang dikonsumsi rasanya asin dan berbau lumpur serta tidak layak konsumsi, air dari sumur kubangan ini masih menjadi alternatif bagi sebagian warga untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.

"Kalau memiliki sedikit uang, biasanya membeli air dirigen rata-rata Rp5 ribu per hari, khusus untuk kebutuhan minum dan masak saja," katanya.*

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024