Makassar (ANTARA) - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kabupaten Luwu Timur, Sulsel, menggelar diseminasi audit kasus dalam upaya percepatan penanganan stunting di daerah itu.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Lutim Aini Endis Anrika dalam keterangannya di Makassar, Senin, mengatakan kegiatan itu dalam rangka memberikan masukan konkret, meningkatkan koordinasi lintas sektor serta menyusun rencana aksi.
“Kehadiran kita disini adalah bentuk nyata dan komitmen kita bersama untuk mengatasi salah satu prioritas nasional yaitu masalah stunting,” katanya saat membuka Diseminasi Audit Stunting Tahap II Tahun 2024 di Lutim.
Lebih lanjut, ia menjelaskan stunting tidak sekedar mengacu pada kondisi anak yang mengalami kekurangan gizi tetapi lebih dari itu, stunting membawa dampak pada perkembangan kognitif dan psikososial anak.
“Jika tidak segera diatasi, masalah ini akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa depan. Sehingga berdampak pada kesejahteraan dan kemajuan daerah secara keseluruhan,” ujarnya.
Aini yang juga Plt Kepala Dinas P2KB Lutim itu mengatakan, upaya dalam mengatasi stunting memerlukan kolaborasi lintas sektor dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat.
Olehnya itu, kata dia, melalui kegiatan ini kita bersama-sama berkomitmen untuk menelaah lebih dalam terkait hasil-hasil audit yang telah dilaksanakan.
"Dari hasil inilah kita dapat memahami kondisi nyata yang dihadapi masyarakat di Kabupaten Luwu Timur diiringi dengan evaluasi berkesinambungan untuk memastikan efektivitas dari setiap langkah yang kita ambil,” harapnya.
Sementara Kepala Bidang KB Suliati menyampaikan pemerintah telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional.
Komitmen ini terwujud ke dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional RPJMN 2020-2024 dengan target penurunan yang cukup signifikan yaitu prevalensi stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024.
“Audit kasus stunting ini juga sudah dilaksanakan di Rumah Sakit I Lagaligo oleh tim pakar stunting yakni spesialis gizi dan anak dengan jumlah sasaran sebanyak 94 orang anak,” kata Suliati.
Kegiatan yang dilaksanakan hari itu merupakan salah satu langkah upaya bagaimana menurunkan stunting di Kabupaten Luwu Timur.*
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Lutim Aini Endis Anrika dalam keterangannya di Makassar, Senin, mengatakan kegiatan itu dalam rangka memberikan masukan konkret, meningkatkan koordinasi lintas sektor serta menyusun rencana aksi.
“Kehadiran kita disini adalah bentuk nyata dan komitmen kita bersama untuk mengatasi salah satu prioritas nasional yaitu masalah stunting,” katanya saat membuka Diseminasi Audit Stunting Tahap II Tahun 2024 di Lutim.
Lebih lanjut, ia menjelaskan stunting tidak sekedar mengacu pada kondisi anak yang mengalami kekurangan gizi tetapi lebih dari itu, stunting membawa dampak pada perkembangan kognitif dan psikososial anak.
“Jika tidak segera diatasi, masalah ini akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa depan. Sehingga berdampak pada kesejahteraan dan kemajuan daerah secara keseluruhan,” ujarnya.
Aini yang juga Plt Kepala Dinas P2KB Lutim itu mengatakan, upaya dalam mengatasi stunting memerlukan kolaborasi lintas sektor dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat.
Olehnya itu, kata dia, melalui kegiatan ini kita bersama-sama berkomitmen untuk menelaah lebih dalam terkait hasil-hasil audit yang telah dilaksanakan.
"Dari hasil inilah kita dapat memahami kondisi nyata yang dihadapi masyarakat di Kabupaten Luwu Timur diiringi dengan evaluasi berkesinambungan untuk memastikan efektivitas dari setiap langkah yang kita ambil,” harapnya.
Sementara Kepala Bidang KB Suliati menyampaikan pemerintah telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional.
Komitmen ini terwujud ke dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional RPJMN 2020-2024 dengan target penurunan yang cukup signifikan yaitu prevalensi stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024.
“Audit kasus stunting ini juga sudah dilaksanakan di Rumah Sakit I Lagaligo oleh tim pakar stunting yakni spesialis gizi dan anak dengan jumlah sasaran sebanyak 94 orang anak,” kata Suliati.
Kegiatan yang dilaksanakan hari itu merupakan salah satu langkah upaya bagaimana menurunkan stunting di Kabupaten Luwu Timur.*