Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) mencanangkan Gerakan Makassar Bebas Sampah 2029 (zero waste) dengan memulai penanganan dari hulu hingga ke hilir.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin di Makassar, Selasa, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam penanganan sampah secara menyeluruh, mulai dari hulu hingga ke hilir.

"Agar kita benar-benar bisa terbebas dari sampah yang berlebih, maka semua harus dimulai dari hulu ke hilirnya dengan berkolaborasi pada semua lintas sektoral," ujarnya. 

Munafri saat Kick Off "Makassar Eco Circular Hub: Kolaborasi Stakeholder Menuju Makassar Bebas Sampah 2029" yang digelar oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar, bekerja sama dengan Universitas Bosowa, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk sadar diri dengan masalah persampahan. 

Wali kota menjelaskan bahwa Pemkot Makassar saat ini sangat fokus terhadap isu lingkungan, khususnya pengelolaan sampah.

Menurutnya, keberhasilan memperbaiki kondisi lingkungan tidak bisa hanya mengandalkan teori atau imbauan semata, melainkan membutuhkan tindakan nyata dan partisipasi aktif dari semua pihak, mulai dari pemerintah, akademisi, dunia usaha, hingga masyarakat. 

"Kita tidak bisa hanya berbicara soal lingkungan tanpa aksi nyata. Makassar bisa mencapai zero waste kalau kita semua bergerak bersama, mulai dari rumah tangga, dari hal-hal kecil yang bisa kita lakukan setiap hari," katanya.

Appi - sapaan akrab Munafri menargetkan, sebelum mencapai Zero Waste total di tahun 2029. Oleh sebab itu, Pemerintah Kota Makassar akan terlebih dahulu mewujudkan Rumah Tangga Zero Waste pada tahun 2028.

Ia menyebut, meski tantangan menuju target tersebut tidak mudah, namun hal itu sangat mungkin dicapai jika ada kemauan dan kedisiplinan bersama.

Salah satu langkah konkret yang ditekankan adalah pengelolaan sampah dari sumbernya, yakni rumah tangga.

Munafri menyebut, bahwa cukup dengan dua tempat sampah di setiap rumah, untuk sampah organik dan nonorganik dan sudah dapat membantu mengurangi lebih dari 50 persen volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) setiap harinya.

"Kuncinya ada pada perubahan kebiasaan. Kalau masyarakat mulai membiasakan memilah sampah dan membuangnya pada tempat yang tepat, maka separuh persoalan lingkungan kita sudah selesai," ucapnya.


Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2025