KKB tembaki pekerja PT Freeport akibatkan satu korban meninggal
KKB melakukan penyerangan dengan menembaki karyawan saat berada di OB (Office Building) 1 Kuala Kencana
Jakarta (ANTARA) - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua kembali menebar teror dengan menembaki pekerja PT Freeport Indonesia di Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, Papua sehingga mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan dua korban luka-luka.
Siaran pers Satgas Humas Operasi Nemangkawi yang diterima di Jakarta, Senin malam, menyebutkan laporan penembakan oleh gerombolan KKB, sekitar pukul 14.15 WIT.
Personel Satgas Operasi Nemangkawi, Satgas Amole, dan Polres Mimika segera menuju ke lokasi penembakan di area PT Freeport Indonesia, di Kuala Kencana, Timika, Papua.
Setelah itu, Satgas Operasi Nemangkawi segera melakukan pengejaran ke dalam hutan di Kuala Kencana berdasarkan informasi saksi bahwa ada delapan orang keluar ke jalan dan tiga pelaku membawa senjata laras panjang.
Adapun identitas tiga korban penembakan, yakni Graeme Thomas Weal (56), warga negara Selandia Baru yang meninggal karena luka tembakan ada dada kiri tembus ke belakang.
Kemudian, Jibril Bahar (49) terluka tembak di perut dan paha kanan, serta Ucok Simanungkalit (52) terkena serpihan peluru pada sikut kanan dan punggung belakang.
Selain ketiga korban luka tembak, ada dua korban yang juga mengalami trauma karena berada di lokasi kejadian, yakni Yosephina dam Frans Firdaus.
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw membenarkan informasi terkait penembakan tersebut yang terjadi di Kuala Kencana, Papua.
"KKB melakukan penyerangan dengan menembaki karyawan saat berada di OB (Office Building) 1 Kuala Kencana. Aksi penembakan ini diduga dilakukan oleh KKB pimpinan Joni Botak," katanya.
Saat ini, kata Kapolda Papua, personel Operasi Nemangkawi, Polres Mimika, dan anggota Gegana Den B Pelopor sedang melakukan pengejaran.
Hasil pengkinian pengembangan posisi di lokasi, KKB yang menjadi pelaku penembakan adalah Joni Botak, Guspi Waker, Lino Mom, Antonius Aim, Abubakar Kogoya, Tepau J, dan Tandi Kogoya.
Sementara itu, Kepala Kantor Komnas HAM untuk Papua, Frits Ramandey menyebutkan tindakan yang dilakukan KKB sudah selayaknya disebut sebagai teroris kelas dunia karena aksinya sama persis dengan teroris yang menjadi musuh dunia.
"Mereka beraksi tanpa mempedulikan dunia yang sedang mengalami musibah. Selayaknya pemerintah menyebut KKB ini sebagai teroris kelas dunia," katanya.
Siaran pers Satgas Humas Operasi Nemangkawi yang diterima di Jakarta, Senin malam, menyebutkan laporan penembakan oleh gerombolan KKB, sekitar pukul 14.15 WIT.
Personel Satgas Operasi Nemangkawi, Satgas Amole, dan Polres Mimika segera menuju ke lokasi penembakan di area PT Freeport Indonesia, di Kuala Kencana, Timika, Papua.
Setelah itu, Satgas Operasi Nemangkawi segera melakukan pengejaran ke dalam hutan di Kuala Kencana berdasarkan informasi saksi bahwa ada delapan orang keluar ke jalan dan tiga pelaku membawa senjata laras panjang.
Adapun identitas tiga korban penembakan, yakni Graeme Thomas Weal (56), warga negara Selandia Baru yang meninggal karena luka tembakan ada dada kiri tembus ke belakang.
Kemudian, Jibril Bahar (49) terluka tembak di perut dan paha kanan, serta Ucok Simanungkalit (52) terkena serpihan peluru pada sikut kanan dan punggung belakang.
Selain ketiga korban luka tembak, ada dua korban yang juga mengalami trauma karena berada di lokasi kejadian, yakni Yosephina dam Frans Firdaus.
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw membenarkan informasi terkait penembakan tersebut yang terjadi di Kuala Kencana, Papua.
"KKB melakukan penyerangan dengan menembaki karyawan saat berada di OB (Office Building) 1 Kuala Kencana. Aksi penembakan ini diduga dilakukan oleh KKB pimpinan Joni Botak," katanya.
Saat ini, kata Kapolda Papua, personel Operasi Nemangkawi, Polres Mimika, dan anggota Gegana Den B Pelopor sedang melakukan pengejaran.
Hasil pengkinian pengembangan posisi di lokasi, KKB yang menjadi pelaku penembakan adalah Joni Botak, Guspi Waker, Lino Mom, Antonius Aim, Abubakar Kogoya, Tepau J, dan Tandi Kogoya.
Sementara itu, Kepala Kantor Komnas HAM untuk Papua, Frits Ramandey menyebutkan tindakan yang dilakukan KKB sudah selayaknya disebut sebagai teroris kelas dunia karena aksinya sama persis dengan teroris yang menjadi musuh dunia.
"Mereka beraksi tanpa mempedulikan dunia yang sedang mengalami musibah. Selayaknya pemerintah menyebut KKB ini sebagai teroris kelas dunia," katanya.