Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat melalui Dinas Ketahanan Pangan bersama Tim Penggerak PKK Provinsi Sulbar meluncurkan program penyerahan bantuan makanan bergizi bagi kelompok rawan pangan dan gizi di Kabupaten Mamuju.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulbar Abdul Waris Bestari, di Mamuju, Jumat mengatakan, kegiatan itu bukan hanya penyaluran bantuan semata, tetapi juga bentuk nyata komitmen pemerintah untuk menumbuhkan kepedulian dan tanggung jawab sosial masyarakat terhadap isu gizi.
"Melalui kegiatan ini, kami ingin menanamkan nilai kepedulian, kemandirian dan tanggung jawab sosial dalam membangun generasi yang sehat dan berkualitas," kata Abdul Waris.
Berdasarkan data terbaru Prevalence of Undernourishment (PoU), angka kekurangan gizi di Sulbar mencapai 6,53 persen.
"Kondisi ini menunjukkan masih adanya masyarakat yang belum mampu memenuhi kebutuhan gizi harian, terutama di kalangan anak-anak dan ibu hamil," katanya.
Sebagai langkah konkret, bantuan yang diberikan berupa bahan pangan bergizi seperti beras, telur, abon dan susu full cream.
Untuk menjaga efektivitas program, masyarakat penerima diimbau mengikuti pola konsumsi, yakni telur dua butir per hari untuk setiap balita dan ibu hamil selama dua minggu hingga dua bulan ke depan.
Kemudian, beras dikonsumsi setiap hari sebagai sumber karbohidrat utama serta abon dan susu dikonsumsi 2–3 kali per minggu.
"Program ini tidak sekadar bantuan, tetapi gerakan berkelanjutan untuk memperbaiki status gizi masyarakat, meningkatkan asupan energi dan protein hewani serta memperkuat sistem imun," ujar Waris Bestari.
Abdul Waris juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor, terutama pemerintah daerah, PKK serta tenaga kesehatan untuk memastikan program berjalan efektif hingga tingkat desa.
"Kami mengapresiasi seluruh pihak, terutama Ketua TP PKK Sulbar, camat dan kepala puskesmas yang telah membantu pelaksanaan kegiatan ini. Semoga menjadi pondasi bagi kemandirian masyarakat dalam menghadapi tantangan gizi dan pangan ke depan," kata Abdul Waris.
Sementara, Ketua TP PKK Provinsi Sulbar Harsinah Suhardi menyampaikan bahwa kegiatan itu merupakan wujud nyata perhatian pemerintah terhadap peningkatan gizi keluarga, khususnya ibu hamil dan anak balita.
"Kita harus melihat realitas dengan mata terbuka. Saat ini Sulbar menghadapi tantangan serius dalam status gizi masyarakat," ujar Harsinah.
Ia menyebutkan, berdasarkan data tahun 2024, angka prevalensi stunting di Sulbar mencapai 35,4 persen, naik 5,1 persen dari tahun sebelumnya.
Sementara di Kabupaten Mamuju, angka stunting mencapai 38,7 persen, meningkat 5,9 persen dalam setahun terakhir.
"Ini adalah alarm serius bagi kita semua. Stunting bukan hanya masalah tinggi badan, tetapi ancaman nyata bagi kualitas sumber daya manusia, kecerdasan anak, dan masa depan bangsa," terang Harsinah.
Menurut Harsinah, program bantuan makanan bergizi itu bertujuan meningkatkan asupan protein hewani masyarakat agar mampu memperbaiki status gizi, memperkuat ketahanan keluarga dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
"Tubuh yang sehat akan melahirkan pikiran yang cerdas, semangat tinggi dan karakter kuat. Itulah dasar membangun SDM unggul di Sulbar," ujarnya.
Harsinah juga mengajak seluruh kader PKK di kabupaten, kecamatan, hingga desa untuk menjadi garda terdepan dalam mendampingi keluarga yang mengalami kekurangan gizi.
"Mari jadikan kegiatan ini bukan sekadar seremoni, tapi gerakan nyata yang berdampak langsung bagi masyarakat," kata Harsinah.

