Banjarmasin (ANTARA) - Ihsan Noor mampu memanfaatkan tandan kosong atau biasa disebut tankos kelapa sawit yang kerap hanya jadi limbah dari proses pabrik minyak kelapa sawit menjadi bahan pembersih air eks aktivitas pertambangan.
Pemanfaatan tankos sawit tersebut menjadi temuan dari Ihsan Noor dalam disertasi berjudul "Pengembangan Passive Treatment Air Asam Tambang melalui Swamp Forest Sistem Pada Lahan Reklamasi Pascatambang Batubara" yang telah berhasil lulus dalam ujian akhir disertasi Program S3 Ilmu Pertanian konsentrasi Pengembangan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat (ULM).
"Alhamdulilah hasil penelitian saya ini benar-benar bisa diaplikasikan dalam menjaga lingkungan dari cemaran aktivitas pertambangan," terang Ihsan di Banjarmasin, Selasa.
Ihsan berhasil mempertahankan judul disertasinya di hadapan tim penguji termasuk penguji tamu Prof Tim Roberts dari Universitas Newcastle, Australia. Bahkan, dengan nilai sempurna 4,0 alias predikat cumlaude.
Dijelaskan dia, konsep "Swamp Forest" atau hutan rawa yang jadi temuannya terbilang cukup sederhana. Tankos sawit yang sudah dibuang jadi limbah diletakkan pada aliran air bekas tambang. Sehingga tankos dapat membersihkan air secara alamiah.
"Namun harus memahami konsepnya betul-betul dari penelitian ini. Kalau tidak, pasti tak akan berhasil karena dasarnya tidak mengerti. Jadi bahasa teknisnya, ada air yang oksigen sedikit dan oksigen banyak. Dimana ada bakteri berperan untuk membersihkan air," jelasnya.
Penelitian dilakukan Ihsan di lokasi pertambangan batubara milik PT Jorong Barutama Greston di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan hingga berhasil membantu perusahaan dalam melakukan pembersihan air asam tambang yang sebelumnya terkontaminasi alias tercemar.
"Biayanya pun sangat murah. Jika dibanding menggunakan bahan kimia yang tidak ramah lingkungan, maka ini hanya 10 persennya ongkos yang dikeluarkan. Limbah kelapa sawit juga berlimpah hingga perusahaan perkebunan terkadang kewalahan dalam memanfaatkannya," bebernya.
Menurut dia, konsep ramah lingkungan yang ditemukannya itu telah terbukti dapat membantu program reklamasi pasca tambang.
Ia berharap, temuannya itu dapat diterapkan pada lokasi pertambangan lainnya sehingga Kalimantan Selatan khususnya terjaga lingkungannya dari cemaran air bekas tambang.
Sementara Ketua Tim Promotor Prof Dr Ir H Yudi Firmanul Arifin turut bangga atas prestasi yang diraih Ihsan Noor karena untuk pertama kalinya lulusan S3 ULM meraih predikat cumlaude.
"Hasil penelitian beliau juga sangat bagus dan aplikatif. Sesuai dengan kondisi alam Kalimantan Selatan yang kaya sumber daya alam pertambangan batubara. Jadi, riset yang dihasilkan sangat membantu sektor pertambangan untuk reklamasi dan sebagainya," kata Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Humas ULM itu.
Berita Terkait
Mentan memberi kuliah umum di Fakultas Pertanian Unhas
Selasa, 16 April 2024 18:09 Wib
Pemantauan hilal 1 Syawal 1445 H di Makassar
Selasa, 9 April 2024 19:51 Wib
UNM Makassar klarifikasi tuduhan fitnah dugaan pungli rekrutmen CPNS
Selasa, 9 April 2024 7:35 Wib
Pj Gubernur Sulsel dan Rektor Universitas Balikpapan bahas koneksi IKN
Jumat, 22 Maret 2024 15:04 Wib
Vania Agustina juara World Top Model 2024
Jumat, 22 Maret 2024 12:21 Wib
Pengurus IKA PMII Universitas Negeri Makassar masa khidmat 2023-2028 dilantik
Kamis, 7 Maret 2024 17:04 Wib
PTN kawasan timur Indonesia dan Universitas Borneo jalin kerja sama konsorsium
Minggu, 3 Maret 2024 13:31 Wib
Universitas Prasetiya Mulya dan ANTARA gali potensi Banyumas
Jumat, 1 Maret 2024 19:41 Wib