Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Purbasari mengatakan bahwa pemerintah terus memperbaiki kekurangan Program Kartu Prakerja.
"Sejak awal kami bertekad menjadikan ini sebagai sebuah produk dan bukan sekedar program yang menyerap APBN. Layaknya sebuah korporasi, kami berjuang agar produk ini jangan sampai jadi produk gagal. Untuk itu, kami harus mendengarkan suara konsumen," katanya sebagaimana dikutip dalam siaran pers pemerintah yang diterima di Jakarta, Minggu.
"Perbaikan kami lakukan dengan mendengarkan suara konsumen secara terus-menerus, baik melalui komentar di media sosial maupun contact center Prakerja," kata Denni.
Menurut dia, pelaksana program berusaha menyelesaikan secepat mungkin setiap persoalan yang muncul dalam penyelenggaraan program.
Ia mencontohkan, bila ada masalah teknis dalam penyelenggaraan layanan contact center maka tim Operasi dan Teknologi akan berusaha secepat mungkin menyelesaikan persoalan itu.
"Tim Operasi dan Teknologi ini 'DNA'-nya start up. Mereka biasanya langsung merespons dan dipastikan tidak akan tidur sebelum persoalan selesai," katanya.
Denni menyebut Program Kartu Prakerja sebagai perusahaan rintisan pemerintah yang berhasil mengubah wajah layanan publik, khususnya di bidang pelatihan vokasi.
Program tersebut, menurut dia, memiliki kultur seperti perusahaan rintisan yang didominasi oleh anak-anak muda cemerlang dan berdedikasi tinggi.
"Kartu Prakerja ini berbeda. Saya yakinkan bahwa program ini make a difference (membuat perbedaan)," katanya.
"Dengan kekuatan teknologi digital, skala dan kecepatan yang dihasilkan sangat tinggi, karena hanya 17 bulan berjalan bisa menjangkau hampir 10 juta penerima dari 514 kabupaten/ kota. Bahkan di Papua, khusus tahun ini saja penerimanya sudah mencapai 63 ribu orang," ia menjelaskan.
Ia mengatakan bahwa Program Kartu Prakerja mencakup orang-orang di perdesaan, bekas pekerja migran, penyandang disabilitas, serta warga daerah tertinggal.
Menurut dia, Kartu Prakerja juga berhasil menjadi program inklusif yang mampu mengukur perkembangan proses pembelajaran para penerimanya.
Dia mengutip hasil survei terbaru lembaga riset global Ipsos yang menunjukkan bahwa Kartu Prakerja merupakan program bantuan yang menjangkau paling banyak warga dan dianggap paling bermanfaat.
Selain itu, ia mengatakan, hasil survei Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa 91 persen peserta menyatakan keterampilan kerja mereka meningkat berkat program tersebut. Hasil survei itu selaras dengan hasil evaluasi pelaksana program.
Berita Terkait
OJK sosialisasi literasi dan iklusi keuangan ke peserta prakerja
Rabu, 21 Februari 2024 20:36 Wib
AMIN membuka peluang teruskan program Prakerja dengan tambahan program magang
Sabtu, 3 Februari 2024 8:02 Wib
Menko Perekonomian: Dana LPDP tidak disetop tetapi diperluas
Selasa, 23 Januari 2024 14:30 Wib
Menko Perekonomian: Skema LPDP masih direvisi pihak terkait
Sabtu, 20 Januari 2024 13:14 Wib
Prakerja menggelar Temu Alumni dari Ujung Indonesia, Sabang sampai Merauke
Jumat, 8 Desember 2023 7:42 Wib
KSP minta seluruh provinsi terapkan program Prakerja Skema Normal pada 2023
Rabu, 9 Agustus 2023 20:23 Wib
Presiden Jokowi : Pembelajaran sepanjang hayat penting untuk setiap orang
Rabu, 5 Juli 2023 16:05 Wib
Menkeu Sri Mulyani : Pemerintah alokasikan Rp612 triliun untuk pendidikan pada 2023
Rabu, 5 Juli 2023 11:14 Wib