Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kota Makassar pada awal November 2021 akan mulai menjalankan program Lorong Wisata seiring dengan penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang sebelumnya level tiga menjadi level dua.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Makassar Moh Roem di Makassar, Sabtu, mengatakan, program lorong wisata merupakan salah satu program yang dirancang untuk meningkatkan ekonomi masyarakat setelah pandemi COVID-19.
"Tujuan dari lorong wisata adalah meningkatkan ekonomi masyarakat, apalagi setelah hampir dua tahun ini ekonomi merosot karena pandemi. Saatnya semua kita bangkit dan melalui program lorong wisata ini, menjadi momentum kebangkitan kita semua," ujarnya.
Moh Roem mengatakan, konsep lorong wisata yakni penataan lorong secara estetik dengan ciri khas masing-masing yang kemudian diberikan peluang usaha.
Salah satu tujuan dari pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) setiap lorong wisata itu agar terjadi perputaran ekonomi masyarakat yang akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
"Program itu dihadirkan sebagai bentuk upaya mendorong pemulihan ekonomi. Sesuai dengan keinginan pak wali kota, lorong wisata ini kan upgrading dari lorong garden dan badan usaha lorong," katanya.
Dia menambahkan lorong wisata rencananya mulai berjalan pada awal November mendatang. Tersebar di puluhan titik, masing-masing 14 kecamatan.
Untuk pembangunan dibebankan dalam APBD tahun ini senilai Rp1,4 miliar. Setiap lorong wisata akan mendapatkan kucuran dana senilai Rp20 juta.
"Jadi kita buat lorong itu bisa digandrungi anak muda, istilahnya instagramable," jelasnya.
Roem juga mengaku jika pihaknya kini tengah mengupayakan pendanaan program tersebut dan menggunakan anggaran bersumber dari Corporate Social Responsibility (CSR) atau dana tanggung jawab sosial.
"Kita kerja sama dengan PT Gojek untuk menciptakan prototipe tanpa menggunakan APBD kota, tapi kolaborasi," ucapnya.