Makassar (ANTARA) - Sedikitnya seratus sopir Angkutan Kota (Angkot) menggelar aksi mogok memprotes kehadiran angkutan massal Trans Maminasata Bus atau Teman Bus yang kini beroperasi, karena dinilai mengambil trayek dan penumpang di jalur Angkot hingga menutup mata pencaharian supir, pada beberapa rute di Makassar, Sulawesi Selatan.
"Kami hanya menuntut keadilan. Para sopir sudah punya izin trayek, salah satunya jalur Daya dan Kampus Unhas, kenapa mau diambil lagi (trayek) sama Bus Maminasata," ungkap Koordinator Lapangan aksi, Sukri, di depan simpang tiga, Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, Rabu.
Ia mengemukakan, di tengah kondisi serba sulit, penumpang semakin berkurang ditambah operasional Teman Bus, maka secara tidak langsung mematikan pendapatan para supir.
Aksi mogok massal tersebut, kata dia, sebagai bentuk protes kepada Dirjen Perhubungan Darat melalui Dinas Perhubungan Provinsi Sulsel karena diberikan izin Teman Bus untuk beroperasi pada semua trayek yang ada.
"Ada keluarga mau dihidupi, disejahterakan. Kalau mau beri subsidi jangan ke orang lain, langsung ke rakyat, pilih rakyat atau kapitalis. Ini kapitalis, diberikan ke pengusaha besar, tentu mau juga keuntungan besar. Kita masyarakat kecil tambah kecil, mereka tambah besar," paparnya menegaskan.
Dengan adanya program pemerintah menghadirkan Teman Bus yang mengandeng investor swasta diketahui PT Borlindo dan Sinar Jaya (pengusaha Otobus) tentu berdampak dan merugikan para supir angkot ditengah sulitnya keadaan. Kendati demikian, pihaknya tidak pernah menolak program pemerintah, selagi tidak merugikan rakyat kecil.
"Berikan kami solusi, bagaimana rakyat kecil tidak terdampak mata pencahariannya. Kami tidak pernah melarang mereka beroperasi, tapi jangan ambil jalur (trayek) kami, karena sudah lama kami cari rezeki disitu," bebernya.
Sukri menambahkan, angkot dikenal masyarakat Makassar Pete-pete beroperasi di sejumlah trayek, termasuk jalur Kampus Unhas, sudah banyak orang jadi sarjana. Angkot Pete-pete telah menjadi sejarah bagi orang-orang yang sudah sukses.
"Orang sampai sarjana karena jasa Pete-pete. Kami minta Bus ini ambil rute yang tidak jalur dilalui Pete-petenya,' ucap Sukri menegaskan disela aksi mogok tersebut.
Sejauh ini, permasalahan berkaitan dengan aksi mogok para supir angkot tidak menerima operasional Teman Bus sejak beberapa hari lalu, menemui jalan buntu. Bahkan beberapa kali pertemuan perwakilan supir dengan Dinas Perhubungan setempat, tidak menemukan solusi.
Kepala UPT Transportasi Mamminasata Dishub Sulsel Prayudi Syamsibar belum merespons perihal aksi mogok para supir angkot Pete-pete. Meski demikian, pihaknya masih terusbmencari solusi terbaik agar semua pihak sama-sama diuntungkan.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan meluncurkan pengembangan angkutan massal di kawasan perkotaan dinamakan Teman Bus. Sebagai program pengembangan angkutan umum massal berbasis jalan di wilayah perkotaan dengan skema Buy The Service (BTS).
Konsep BTS berbasis aplikasi ini didukung oleh manajemen pengelola dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi yang meliputi beberapa sistem. Seperti, sistem operasional, sistem pemeliharaan, sistem pengelolaan keuangan dan sistem SDM yang didukung dengan digitalisasi secara real time untuk menuju angkutan umum yang lebih profesional.