Pemkot Makassar targetkan vaksinasi campak pada 305.211 anak
Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kota Makassar menargetkan sebanyak 305.211 anak di ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan menjadi sasaran vaksin campak rubella khususnya yang berusia 9-12 tahun.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar dr Nursaidah Sirajuddin di Makassar, Kamis, mengatakan, data jumlah anak yang menjadi sasaran itu sesuai dengan siswa yang duduk di bangku sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Untuk Kota Makassar sasaran pelaksanaan BIAN sebanyak 305.211 dan saat ini telah terealisasi sebanyak 78.135 anak yang telah di imunisasi atau sekitar 25,60 persen," ujarnya di Makassar, Kamis.
Dokter Nursaidah mengatakan, Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) adalah program pemerintah pusat untuk menghindarkan anak-anak dari penyakit berbahaya.
Pemberian imunisasi terbukti melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya sehingga anak lebih sehat dan lebih produktif. Tak hanya itu, manfaat dari imunisasi juga jauh lebih besar dibandingkan dampak yang ditimbulkan di masa depan.
"Manfaatnya banyak untuk menambah imunitas dan menghindarkan dari kemungkinan terserang penyakit berbahaya seperti polio," katanya.
Ia menjelaskan, dalam pelaksanaan BIAN 2022 itu ada tiga strategi yang diterapkan, yaitu menambah tiga jenis imunisasi rutin pada anak yang sebelumnya 11 vaksin menjadi 14 vaksin.
Vaksin yang ditambahkan adalah vaksin Rotavirus untuk antidiare dan vaksin PCV untuk anti pneumonia yang ditargetkan untuk anak, serta vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks yang diberikan untuk anak kelas 5 dan 6 SD untuk mencegah potensi kanker serviks saat anak menjadi dewasa.
Digitalisasi data imunisasi dengan menggunakan pencatatan imunisasi secara digital yakni Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK) yang terintegrasi dengan PeduliLindungi.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Makassar Indira Jusuf Ismail juga turut mengambil peran untuk menyukseskan program BIAN di Kota Makassar. Ia turun langsung memantau jalannya imunisasi di beberapa sekolah.
Indira yang didampingi Tim Ahli Komda KIPI, Kepala Dinas Kesehatan Makassar, Kepala Dinas Pendidikan Makassar, Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah TK Katolik Rajawali, para mitra pembangunan (WHO dan UNICEF), serta para guru TK Katolik Rajawali melihat bagaimana tenaga medis memberikan imunisasi campak bagi anak didik.
"Anak-anakku jangan takut jarum suntiknya ya. Ini biar anak-anakku sehat dan terlindungi sehingga bisa belajar dengan tenang dan bermain bebas," ucap Indira.
Pemberian imunisasi campak para program BIAN ini diharapkan dapat mempertahankan Indonesia agar bebas polio demi mewujudkan eradikasi polio global pada 2026.
"Mari kita sukseskan program BIAN demi perwujudan Indonesia bebas polio sehingga kita bisa mengendalikan penyakit difteri dan pertussis dengan melengkapi status imunisasi anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi akibat dampak pandemi COVID-19 selama dua tahun terakhir," ucapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar dr Nursaidah Sirajuddin di Makassar, Kamis, mengatakan, data jumlah anak yang menjadi sasaran itu sesuai dengan siswa yang duduk di bangku sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Untuk Kota Makassar sasaran pelaksanaan BIAN sebanyak 305.211 dan saat ini telah terealisasi sebanyak 78.135 anak yang telah di imunisasi atau sekitar 25,60 persen," ujarnya di Makassar, Kamis.
Dokter Nursaidah mengatakan, Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) adalah program pemerintah pusat untuk menghindarkan anak-anak dari penyakit berbahaya.
Pemberian imunisasi terbukti melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya sehingga anak lebih sehat dan lebih produktif. Tak hanya itu, manfaat dari imunisasi juga jauh lebih besar dibandingkan dampak yang ditimbulkan di masa depan.
"Manfaatnya banyak untuk menambah imunitas dan menghindarkan dari kemungkinan terserang penyakit berbahaya seperti polio," katanya.
Ia menjelaskan, dalam pelaksanaan BIAN 2022 itu ada tiga strategi yang diterapkan, yaitu menambah tiga jenis imunisasi rutin pada anak yang sebelumnya 11 vaksin menjadi 14 vaksin.
Vaksin yang ditambahkan adalah vaksin Rotavirus untuk antidiare dan vaksin PCV untuk anti pneumonia yang ditargetkan untuk anak, serta vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks yang diberikan untuk anak kelas 5 dan 6 SD untuk mencegah potensi kanker serviks saat anak menjadi dewasa.
Digitalisasi data imunisasi dengan menggunakan pencatatan imunisasi secara digital yakni Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK) yang terintegrasi dengan PeduliLindungi.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Makassar Indira Jusuf Ismail juga turut mengambil peran untuk menyukseskan program BIAN di Kota Makassar. Ia turun langsung memantau jalannya imunisasi di beberapa sekolah.
Indira yang didampingi Tim Ahli Komda KIPI, Kepala Dinas Kesehatan Makassar, Kepala Dinas Pendidikan Makassar, Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah TK Katolik Rajawali, para mitra pembangunan (WHO dan UNICEF), serta para guru TK Katolik Rajawali melihat bagaimana tenaga medis memberikan imunisasi campak bagi anak didik.
"Anak-anakku jangan takut jarum suntiknya ya. Ini biar anak-anakku sehat dan terlindungi sehingga bisa belajar dengan tenang dan bermain bebas," ucap Indira.
Pemberian imunisasi campak para program BIAN ini diharapkan dapat mempertahankan Indonesia agar bebas polio demi mewujudkan eradikasi polio global pada 2026.
"Mari kita sukseskan program BIAN demi perwujudan Indonesia bebas polio sehingga kita bisa mengendalikan penyakit difteri dan pertussis dengan melengkapi status imunisasi anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi akibat dampak pandemi COVID-19 selama dua tahun terakhir," ucapnya.