Makassar (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, memperkuat sosialisasi dan penyuluhan untuk melawan hoaks dalam mendorong dan meningkatkan cakupan imunisasi campak-Rubella Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sinjai Akhriani dihubungi dari Makassar, Senin, mengatakan cakupan BIAN di daerah itu baru mencapai 82,53 persen atau masih jauh dari target Pemprov Sulsel pada angka 95 persen.
"Salah satu kendala yang kita alami itu yakni hoaks di masyarakat yang menyebut imunisasi atau vaksin campak itu bagian dari vaksinasi COVID-19. Inilah yang membuat keluarga tidak mau melalukan vaksin wajib bagi bayi dan balita ini," katanya.
Dalam menghadapi kondisi itu, pihaknya terus memperkuat koordinasi dengan para camat bagaimana agar masyarakat bersedia membawa bayinya imunisasi di puskesmas.
Termasuk tentunya melaksanakan sosialisasi di sekolah-sekolah, puskesmas bahwa vaksin atau imunisasi campak itu bukan vaksinasi COVID-19.
"Kami itu punya grup WA dengan camat se-Sinjai dan kita minta dukungan untuk menyampaikan informasi yang benar tentang imunisasi campak," ujarnya.
Dinkes Sinjai akan terus berusaha untuk mempercepat cakupan imunisasi BIAN hingga 18 Oktober sesuai target yang diharapkan Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan.
Selain Sinjai, cakupan imunisasi BIAN yang belum mencapai 95 persen sesuai data per 7 Oktober 2022 yakni Kabupaten Bulukumba (93,31 persen), Palopo (94,32 persen), Wajo (92,23 persen), dan Kabupaten Bone sebanyak 88,78 persen.
Selanjutnya Kabupaten Luwu Utara (87,87 persen), Kabupaten Kepulauan Selayar (85,25 persen), Toraja Utara (83,52 persen), Tanah Toraja (81 persen), Kabupaten Enrekang (78,10 persen) dan Luwu Timur yang baru mencapai 75,57 persen.