Warga transmigran di Mamuju Tengah "Slametan" peringati Waisak
Mamuju (ANTARA) - Umat Budha yang merupakan warga transmigran di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), menggelar acara "Slametan" atau selamatan memperingati Hari Raya Waisak 2567 BE.
Penyelenggara Bimbingan Masyarakat (Pembimas) Buddha Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulbar, TS. Haryanto, di Mamuju, Minggu mengatakan, umat Buddha di Mamuju Tengah yang seluruhnya merupakan warga transmigran asal Pulau Jawa, mengadakan acara tradisi "Slametan" memperingati Hari Waisak.
Ia mengatakan, acara Slametan adalah sebuah tradisi yang sudah dilakukan turun temurun, warga transmigran dari di Mamuju Tengah setiap memperingati Waisak sejak tahun 1981.
Menurut dia, acara Slametan yang dilaksanakan warga transmigrasi diikuti warga tiga desa yang didominasi umat Budha, yakni Desa Salugatta yang memiliki Vihara Giri Kartika), Desa Waeputeh yang memiliki Vihara Eka Virya Sasana dan Desa Benggaulu yang memiliki Vihara Dhamma Manggala).
"Acara Slametan tersebut dirangkaikan dengan acara puja bakti dan ramah tamah bersama," katanya.
Ia menyampaikan, acara Slametan atau selamatan umat Budha merupakan sebuah tradisi ritual yang hingga kini juga tetap dilestarikan oleh sebagian warga di daerah asal di Jawa.
"Salah satu upacara adat Jawa ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah dan karunia yang diberikan Sang Pencipta," katanya.
Ia mengatakan, Slametan juga dilakukan sebagai bentuk kerinduan daerah asal dan rasa syukur hari raya Waisak, sekaligus sebagai wujud doa dan harapan agar perayaaan Waisak senantiasa diberi kelancaran.
Penyelenggara Bimbingan Masyarakat (Pembimas) Buddha Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulbar, TS. Haryanto, di Mamuju, Minggu mengatakan, umat Buddha di Mamuju Tengah yang seluruhnya merupakan warga transmigran asal Pulau Jawa, mengadakan acara tradisi "Slametan" memperingati Hari Waisak.
Ia mengatakan, acara Slametan adalah sebuah tradisi yang sudah dilakukan turun temurun, warga transmigran dari di Mamuju Tengah setiap memperingati Waisak sejak tahun 1981.
Menurut dia, acara Slametan yang dilaksanakan warga transmigrasi diikuti warga tiga desa yang didominasi umat Budha, yakni Desa Salugatta yang memiliki Vihara Giri Kartika), Desa Waeputeh yang memiliki Vihara Eka Virya Sasana dan Desa Benggaulu yang memiliki Vihara Dhamma Manggala).
"Acara Slametan tersebut dirangkaikan dengan acara puja bakti dan ramah tamah bersama," katanya.
Ia menyampaikan, acara Slametan atau selamatan umat Budha merupakan sebuah tradisi ritual yang hingga kini juga tetap dilestarikan oleh sebagian warga di daerah asal di Jawa.
"Salah satu upacara adat Jawa ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah dan karunia yang diberikan Sang Pencipta," katanya.
Ia mengatakan, Slametan juga dilakukan sebagai bentuk kerinduan daerah asal dan rasa syukur hari raya Waisak, sekaligus sebagai wujud doa dan harapan agar perayaaan Waisak senantiasa diberi kelancaran.