Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan melibatkan remaja putri di sejumlah sekolah dalam upaya pencegahan stunting dengan membiasakan minum tablet tambah darah (TTD) empat kali sebulan.
Pelibatan remaja ini dilakukan para siswi di SMPN 1 Nuha, Luwu Timur bekerja sama dengan Puskesmas Nuha didukung PT Vale melalui program "Mari Rangkul Penderita Diabetes dan Hipertensi" (Martabak Berdasi) dan Pencegahan Stunting.
Koordinator Program Martabak Berdasi dan Aksi Bergizi Puskesmas Nuha Nurnia melalui keterangan yang diterima di Makassar, Senin, menjelaskan upaya preventif atau pencegahan terhadap stunting untuk generasi mendatang dapat diterapkan kepada remaja putri.
Sebab, kata dia, salah satu penyebab stunting atau gagal tumbuh kembang pada anak, salah satunya, juga disebabkan oleh kondisi calon ibu. Calon ibu yang mengalami anemia akan berpotensi melahirkan anak-anak yang stunting.
"Kami harap semua siswa perempuan mengonsumsi TTD sekali sepekan di hari yang sama setiap pekannya. Langkah ini menghindari terjadinya anemia atau kekurangan darah,” kata Nurnia.
Pencegahan stunting, kata Nurnia, tidak hanya menyasar ibu hamil dan balita, tetapi juga remaja.
Perilaku hidup sehat dan upaya pencegahan stunting, diklaim oleh pihak sekolah telah menjadi kebiasaan para siswi di SMPN 1 Nuha.
Wakil Kepala SMPN 1 Nuha Wahida mengatakan selain program pencegahan stunting dengan membiasakan minum TTD, para siswa juga telah menjalankan program pengurangan sampah plastik.
"Termasuk kantin sekolah sudah tidak dibolehkan menyiapkan mi instan untuk anak sekolah," ujar Wahida
Sekretaris Camat Nuha Kamil Rasyid yang memberikan dukungan upaya pencegahan stunting mulai dari sekolah mengaku bahwa pemberian TTD harus terus dikampanyekan guna melahirkan generasi yang sehat dan bebas dari stunting, khususnya mengedukasi masyarakat terkait penyebab, penanganan dan dampak stunting pada anak.
"Remaja kita dapat berperan aktif dalam mencegah stunting dengan memulai dari diri sendiri," ujarnya.