Djokovic menantikan revans atas Medvedev di final US Open 2023
Jakarta (ANTARA) - Petenis putra Novak Djokovic mengatakan menantikan revans atas Daniil Medvedev di babak final US Open 2023 yang akan digelar pada Senin (11/9) WIB.
Hal itu merujuk pada kekalahan Djokovic dari Medvedev di US Open 2021. Medvedev mengalahkan Djokovic dengan straight set dua tahun lalu, sekaligus menghalangi langkah sang petenis Serbia untuk menjadi orang pertama yang memenangkan empat Grand Slam pada tahun yang sama sejak legenda tenis Australia Rod Laver pada 1969.
"Setiap kali mencapai final Grand Slam, itu merupakan sebuah kesempatan untuk mencetak sejarah, saya menyadarinya dan tentu saja saya sangat bangga akan hal itu. Tapi, saya tidak punya banyak waktu dan saya juga tidak akan membiarkan diri saya merenungkan hal-hal ini atau terlalu memikirkan sejarah dalam hal ini," kata Djokovic, dikutip dari AFP, Minggu.
"Karena ketika saya melakukan hal itu seperti final 2021 di sini, saya mungkin kewalahan dan kinerja saya buruk. Jadi saya tidak ingin hal itu terulang lagi," ujarnya menambahkan.
Pada final esok, petenis berusia 36 tahun itu juga ingin menambah koleksi gelar Grand Slam ke-24. Tahun ini, Djokovic mencapai semua final di keempat Grand Slam yang dipertandingkan, yakni Australian Open, French Open, Wimbledon, dan US Open.
Djokovic gagal menyamai rekor sepanjang masa Margaret Court untuk gelar tunggal Grand Slam terbanyak ketika ia kalah dari Alcaraz dalam lima set di final Wimbledon pada Juli.
Namun, itu tetap menjadi satu-satunya kekalahannya di turnamen besar sejak kekalahan di perempat final dari Rafael Nadal di French Open 2022. Ia memiliki rekor 33-1 di Grand Slam sejak itu.
"Usia hanyalah angka, ungkapan itu bergema saat ini di benak saya. Dan, saya bahkan tidak ingin mempertimbangkan untuk meninggalkan tenis atau memikirkan masa pensiun jika saya masih berada di puncak permainan saya," kata petenis Serbia itu.
Di sisi lain, Medvedev yang berhasil membalas kekalahannya dari Carlos Alcaraz pada babak semifinal US Open, Sabtu (9/9) WIB, mengatakan siap untuk mengulangi sejarah pada 2021 saat mengalahkan Djokovic di partai final turnamen tersebut.
"Saya berpikir bahwa Novak, ketika dia kalah, dia tidak akan pernah sama lagi setelahnya. Jadi, ia akan berbeda. Itulah sebabnya ia memiliki 23 gelar Grand Slam dan menjadi petenis putra nomor satu pekan depan," kata Medvedev.
"Novak akan menjadi versi terbaiknya pada final nanti dan saya harus menjadi versi terbaik dari diri saya sendiri jika ingin mencoba mengalahkannya," imbuh petenis Rusia itu.
Hal itu merujuk pada kekalahan Djokovic dari Medvedev di US Open 2021. Medvedev mengalahkan Djokovic dengan straight set dua tahun lalu, sekaligus menghalangi langkah sang petenis Serbia untuk menjadi orang pertama yang memenangkan empat Grand Slam pada tahun yang sama sejak legenda tenis Australia Rod Laver pada 1969.
"Setiap kali mencapai final Grand Slam, itu merupakan sebuah kesempatan untuk mencetak sejarah, saya menyadarinya dan tentu saja saya sangat bangga akan hal itu. Tapi, saya tidak punya banyak waktu dan saya juga tidak akan membiarkan diri saya merenungkan hal-hal ini atau terlalu memikirkan sejarah dalam hal ini," kata Djokovic, dikutip dari AFP, Minggu.
"Karena ketika saya melakukan hal itu seperti final 2021 di sini, saya mungkin kewalahan dan kinerja saya buruk. Jadi saya tidak ingin hal itu terulang lagi," ujarnya menambahkan.
Pada final esok, petenis berusia 36 tahun itu juga ingin menambah koleksi gelar Grand Slam ke-24. Tahun ini, Djokovic mencapai semua final di keempat Grand Slam yang dipertandingkan, yakni Australian Open, French Open, Wimbledon, dan US Open.
Djokovic gagal menyamai rekor sepanjang masa Margaret Court untuk gelar tunggal Grand Slam terbanyak ketika ia kalah dari Alcaraz dalam lima set di final Wimbledon pada Juli.
Namun, itu tetap menjadi satu-satunya kekalahannya di turnamen besar sejak kekalahan di perempat final dari Rafael Nadal di French Open 2022. Ia memiliki rekor 33-1 di Grand Slam sejak itu.
"Usia hanyalah angka, ungkapan itu bergema saat ini di benak saya. Dan, saya bahkan tidak ingin mempertimbangkan untuk meninggalkan tenis atau memikirkan masa pensiun jika saya masih berada di puncak permainan saya," kata petenis Serbia itu.
Di sisi lain, Medvedev yang berhasil membalas kekalahannya dari Carlos Alcaraz pada babak semifinal US Open, Sabtu (9/9) WIB, mengatakan siap untuk mengulangi sejarah pada 2021 saat mengalahkan Djokovic di partai final turnamen tersebut.
"Saya berpikir bahwa Novak, ketika dia kalah, dia tidak akan pernah sama lagi setelahnya. Jadi, ia akan berbeda. Itulah sebabnya ia memiliki 23 gelar Grand Slam dan menjadi petenis putra nomor satu pekan depan," kata Medvedev.
"Novak akan menjadi versi terbaiknya pada final nanti dan saya harus menjadi versi terbaik dari diri saya sendiri jika ingin mencoba mengalahkannya," imbuh petenis Rusia itu.