Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa Indonesia siap bersaing dan tidak gentar menghadapi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang dibentuk oleh Singapura dan Malaysia di Johor.
"Kami tidak takut bersaing dengan mereka (Singapura dan Malaysia) karena kita juga memiliki modal kekuatan yang baik, serta kredibilitas kepercayaan yang selama ini kita sudah bangun," kata Luhut dalam sambutannya di sela peresmian pabrik anoda baterai litium PT Indonesia BTR New Energy Material di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, dipantau secara daring pada akun Youtube Sekretariat Presiden dari Jakarta, Rabu.
Dia mengakui bahwa Singapura dan Malaysia akan menjadi saingan dalam pengembangan KEK. Pasalnya Singapura akan menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas di KEK tersebut, sedangkan Malaysia akan menyiapkan lahan dan ketersediaan energi.
"Kita akan memiliki pesaing di dalam pengembangan KEK dari Johor (Malaysia) dan Singapura," ujarnya.
Menurut dia, pada awal tahun ini akan ditandatangani koridor special economic zone. Johor akan menyediakan lahan dan sumber daya energi yang kompetitif, sedangkan Singapura mendukung dengan kualitas SDM yang tinggi.
Meski begitu, Luhut menegaskan bahwa Indonesia tidak akan gentar menghadapi hal itu, sebab Indonesia juga memiliki sumber daya energi yang melimpah.
Selain itu, menurut dia, kredibilitas yang selama ini dibangun juga menjadi penting karena hal itu akan menjadi daftar kepercayaan bagi investor untuk berinvestasi di Indonesia.
Ia menyatakan bahwa memberikan insentif kepada calon investor saja tidak cukup untuk menarik investasi ke Indonesia. Namun, kredibilitas pemerintah dalam menjaga keyakinan investor juga menjadi faktor kunci terkait hal itu.
"Kami tidak bersaing lagi dengan negara-negara tetangga hanya sekedar mengandalkan insentif, tetapi kredibilitas dan kepercayaan menjadi faktor kunci yang harus kita pertahankan," tutur Luhut.
Menko Marves juga mengatakan bahwa Indonesia siap bersaing sesuai dengan arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dia menuturkan kepemimpinan (leadership) Presiden Jokowi yang akan berakhir pada Oktober 2024 telah meninggalkan warisan (legacy) yang tidak mudah dibentuk oleh orang lain.
"Saya senang Presiden (Joko Widodo) selalu menyatakan kita kompetitif, kita harus kompetisi. Dan saya percaya dengan leadership Bapak, walaupun beberapa waktu lagi akan meninggalkan pemerintahan, tapi Bapak tetap meninggalkan legacy, yang saya kira tidak mudah dibentuk oleh orang lain," kata Luhut.