Mamuju (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) berupaya mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT) tanaman kedelai di Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar (Polman) agar dampaknya tidak semakin meluas.
"Dari sekitar 90 hektare lahan kedelai di wilayah tersebut, sekitar 55 hektare telah diserang OPT dan telab dilakukan penanganan sekitar 40 hektare," kata Kepala DTPHP Provinsi Sulbar, Syamsul Ma’rif di Mamuju, Rabu.
Ia mengatakan penanganan OPT tanaman kedelai tersebut dilaksanakan melalui UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) DTPHP Provinsi Sulbar bersama kelompok tani.
"Empat kelompok tani (Poktan) yakni Poktan Margo Utomo dan Poktan Baru Poktan Karya Mandiri dan Poktan Sumber Makmur di Desa Sumberjo dan Desa Kebunsari Kecamatan Wonomulyo bersama pemerintah telah mengendalikan sekitar 40 hektare lahan kedelai diserang OPT," ujarnya.
Menurut dia, pengendalian OPT itu dilaksanakan melalui pengendali hayati (APH) Metarhizium SP dan Beauveria Bassiana sebagai bahan pengendali ramah lingkungan.
OPT yang menyerang tanaman kedelai petani terdeteksi merupakan hama kumbang tanah, ulat grayak, belalang serta kepik polong.
Ia menyampaikan bahwa petugas pengendali OPT di lapangan akan terus memantau lahan yang diserang OPT maupun, maupun lahan yang telah dikendalikan, serta melaporkan tanaman yang telah pulih dari serangan OPT.
"Pengendalian OPT tersebut sebagai langkah pemerintah mencegah petani mengalami kerugian dan mempertahankan produksi kedelai di Sulbar," katanya.