Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, Sulsel membentuk komunitas peduli disabilitas dalam rangka meningkatkan akurasi data kependudukan.
Kepala Bidang Pencatatan Sipil Lutim Rosmala Dewi dalam keterangannya diterima di Makassar, Rabu, menjelaskan, jendela dunia disabilitas mengirakan disabilitas bukan penghalang bagi seseorang mengakses dunia yang lebih luas tetapi adalah sebuah jendela yang membuka pandangan dalam perspektif berbeda dan unik.
“Kesenjangan antara disabilitas dan masyarakat umum bisa membuka jendela dan harapan serta tercipta pemahaman yang lebih baik dan saling menghormati. Inilah inti dari pada jendela dunia disabilitas,” kata dia pada kegiatan sosialisasi, Forum Group Discussion (FGD) dan pembentukan komunitas peduli disabilitas di Lutim.
Ia mengatakan sosialisasi ini terfokus pada pentingnya identitas kependudukan anak disabilitas yaitu terkait kepemilikan akte kelahiran, kartu KIA dan identitas lainnya.
“Saya sebagai reformer dari Tim Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melakukan jemput bola untuk dokumen anak-anak berkebutuhan khusus yang tidak mampu mengurus identitasnya. Maka dari itu, tidak ada lagi anak di Luwu Timur yang tidak memiliki akte kelahiran dan KIA,” jelas Kabid Pencatatan Sipil.
Menurut dia, identitas kependudukan merupakan dasar dari segala pelayanan-pelayanan lainnya seperti kesehatan, bantuan sosial dan lain sebagainya.
"Sosialisasi ini menjadi langkah awal Luwu Timur menjadi Kabupaten yang masyarakatnya inklusif dan ramah disabillitas,” ujarnya.
Terakhir, Kabid Pencatatan Sipil mengatakan, masih banyak anak-anak yang tidak memiliki dokumen kependudukannya, sehingga Pemerintah Kabupaten Lutim mampu peduli akan hak anak-anak berkebutuhan khusus.
“Kami berkolaborasi dengan stakeholder eksternal dengan harapan bisa membentuk komunitas yang ada di desa dan melaporkan data-data anak disabilitas yang tidak terdata baik di dinas Capil maupun Dinas Sosial. Untuk anak-anakku tetap semangat, tunjukkan pada dunia bahwa kalian ada dan bermanfaat bagi semua” ungkapnya.
Dengan adanya sosialisasi jendela dunia disabilitas, kata dia, bisa membuka jendela hati para pemerintah contoh di Desa Balantang sudah menjadi ramah disabilitas dengan langsung menerima anak disabilitas menjadi pegawai.
"Semoga aksi perubahan ini tidak sampai disini dan tentu perlu dukungan semua yang terlibat dalam aksi tersebut,” jelas Rosmala Dewi.
Sementara Camat Malili, Lutim Nasir menyampaikan terima kasih telah menjadikan Kecamatan Malili sebagai contoh file projek dalam rangka bagaimana anak-anak disabilitas yang kurang kemampuan dalam hal fisik ini bisa dibantu.
“Kami selaku camat dan pribadi mengapresiasi kegiatan Capil ini untuk segera membentuk komunitas dan ini juga merupakan projek perubahan. Mudah-mudahan nanti bisa diimplementasikan, bukan hanya di Malili tetapi di seluruh Kabupaten Luwu Timur,” harap Nasir.
“Tentu ini adalah generasi bangsa yang perlu kita jaga asetnya, tidak ada perbedaan antara yang normal dan tidak normal, semua memiliki kekurangan,” tambahnya.
Oleh karena itu, pemerintah daerah melalui Disdukcapil telah memperhatikan anak-anak yang kurang kemampuan melalui kegiatan sosialisasi hari ini.
“Semoga dengan adanya komunitas ini, bisa menjadi penguatan, kesinambungan untuk mereka berekspresi,” tutup Camat Malili.