Makassar (ANTARA) - Dua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) memaparkan visi misi dalam debat perdana dengan tema "Peningkatan Kesejahteraan dan Pelayanan Publik yang Aksesibel dan Responsif" di salah satu hotel di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (28/10) malam
Kandidat nomor urut satu (1) pasangan Moh Ramdhan Pomanto-Azhar Arsyad dengan akronim DIA yang pertama menyampaikan visinya, yakni global food hub yang somber (ramah), macca (pintar) dan resilient (bangkit bertahan) untuk semua
"Misi kami pertama, mewujudkan restrukturisasi spasial dan ekologi yang sombere' macca, resilient dan produktif. Membangun secara serentak dan merata 10 kawasan anatomi Sulsel yang terintegrasi, unggul, produktif dan resilient," papar calon Gubernur Sulsel Moh Ramdhan Pomanto.
Selanjutnya, membangun ekosistem produksi pangan hulu hilir. Menata kota yang terintegrasi dan membangun desa yang berdaya saing. Lalu, membangun jejaring konektifitas wilayah yang solid dan membangun infrastruktur terpadu, serta melaksanakan standar mitigasi & adaptasi di semua pesisir, daratan dan pegunungan.
Berikutnya, membangun ekosistem ketahanan air yang resilient, dan meningkatkan gerakan dekarbonisasi dan oxigenisasi, serta membangun ekosistem pariwisata hijau yang produktif dan resilient.
"Misi kedua, mewujudkan restrukturisasi sosial dan SDM yang sombere, macca, resilient dan produktif. Menciptakan ekosistem pendidikan yang unggul dan semua harus mendapat pendidikan. Membangun generasi Sulsel unggul yang sehat, sombere, macca, produktif dan resilient, tutur calon Wakil Gubernur Sulsel Azhar Arsyad.
Selanjutnya, mengeksplorasi budaya unggul Bugis, Makassar, Mandar, Toraja untuk membangun positioning daya tarik dan daya saing Sulsel yang kuat dan differensiatif, dan memperkuat perekatan sosial, ketahanan sosial dan kepedulian sosial, serta membangun ekosistem smart health, smart care dan rescue berbasis kecamatan.
"Menyiapkan 13.000 tenaga kerja dengan keahlian digital yang akan mengisi peluang kerja dan peluang bisnis baru berbasis desa. Perkuatan keimanan umat beragama dan membangun soliditas dan solidaritas yang kuat berlandaskan semangat egaliterian. Membangun jejaring sosial dalam gerakan keluarga untuk jagai anak'ta," ujarnya.
Misi ketiga adalah mewujudkan perkuatan ekonomi dan teknologi yang sombere, macca, resilient dan berdaya saing, memperkuat struktur ekonomi berbasis pangan baik jasa perdagangan, industri dan pariwisata dengan memperkuat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan menjaga kontrol inflasi yang rendah.
Selanjutnya, menciptakan dan memperkuat ekosistem ketahanan ekonomi petani dan nelayan dengan jalan pemerintah menjadi offtaker produk pertanian dan nelayan berbasis desa, serta membangun ekosistem dan kawasan hilirisasi produk pertanian dan perikanan yang modern dan terpadu.
Membangun ekosistem ekonomi biru dan menerapkan standar teknologi hijau. Membangun satu platform digital terpadu Sulsel sombere dan macca, dan membangun ekosistem digital yang terpadu untuk meningkatkan kemampuan fiskal yang sehat dan kuat.
"Membangun tata kelola pemerintahan dengan pelayanan publik yang digital, terpadu, profesional, transparan, adaptif dan bebas dari indikasi korupsi. Dan membangun ekosistem ketahanan energi, ketahanan pangan dan ketahanan siber," ujarnya.
Sementara itu, kandidat nomor urut dua (2) pasangan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi Masse dengan akronim Andalan Hati memaparkan visinya, yakni Sulawesi Selatan Maju dan Berkarakter.
"Sulsel maju dalam artian melanjutkan pembangunan yang kami letakkan pondasi yang kuat pada periode kami menjabat sebelumnya, karekaternya sipakatau, sipakalebbi dan sipakainge menuju Indonesia Emas 2045," papar ca;on Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.
Sudirman menjabarkan delapan misi, yakni pertama, memajukan layanan pendidikan, kesehatan, sosial keagamaan, dan kemasyarakatan berbasis kompetensi, berakhlak, dan berkearifan lokal.
Kedua, melanjutkan hilirisasi pertanian untuk mencapai swasembada pangan dan lumbung pangan, serta sumber daya alam lainnya yang modern dan berdaya saing, berbasis ekonomi hijau dan ekonomi biru.
Ketiga, mengembangkan ekonomi masyarakat, pedesaan, dan daerah 3t (terluar, termiskin, tertinggal) untuk menekan angka pengangguran, kemiskinan, serta menangani gizi buruk dan stunting.
Keempat, mengembangkan desa mandiri sebagai pusat pertumbuhan untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan. Kelima, mendorong investasi padat karya dan berwawasan lingkungan.
Keenam, mempercepat dan memperkuat transformasi digital dan birokrasi yang berintegritas, adaptif, dan melayani. Ketujuh, memperkuat peran kepemudaan dalam pembangunan serta pelibatan kelompok marjinal, termasuk penyandang disabilitas.
Dan kedelapan, memperkuat layanan transportasi (darat, laut, udara) dan infrastruktur yang berorientasi pada kesiapan dan ketahanan menghadapi situasi bencana, berkeadilan, serta pengembangan pariwisata untuk mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi.