Makassar (ANTARA) - Sebanyak 30 orang eks narapidana teroris (Napiter) Jamaah Islamiah (JI) diberikan pelatihan menjadi teknisi memperbaiki mesin pendingin udara atau AC di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial RI, Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar, Sulawesi Selatan.
"Hari ini, pelatihan teknisi AC dilaksanakan mitra deradikalisasi yang disponsori PT Astra (Yayasan Amaliah Astra). Ini juga atas gagasan Densus 88," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Eddy Hartono di Makassar, Selasa.
Pelatihan ini merupakan kolaborasi yang melibatkan negara untuk hadir memberikan pelatihan kewirausahaan kepada mitra. Hal ini sejalan dengan Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yaitu meningkatkan lapangan kerja berkualitas dan mendorong kewirausahaan.
"Oleh sebab itu, hari ini dilaksanakan pelatihan, dan ini merupakan berkelanjutan. Sebelumnya, sudah ada di Solo, di Jakarta, dan hari ini di Makassar," katanya kepada wartawan.
Pelatihan tersebut, kata Eddy, diharapkan dapat membangun jiwa kemandirian untuk berwirausaha bagi mereka, sehingga negara hadir menciptakan kesejahteraan bagi mereka.
"Ini mungkin (pelatihan) akan terus berlanjut oleh Densus 88 dan PT Astra dan juga berkolaborasi dengan Kementerian Sosial serta setiap balai-balai besar yang ada di daerah," paparnya.
Para peserta ini, kata dia, tentu tidak memiliki keahlian khusus, sehingga diberikan pelatihan cara membersihkan dan memperbaiki mesin AC. Harapannya mereka dapat mandiri ketika kembali ke keluarganya.
"Makanya ini dibekali mereka secara teknis memperbaiki AC, dan membersihkannya. Diharapkan ini mewujudkan kemandirian untuk bisa berusaha dan mendapatkan penghasilan untuk menghidupi keluarganya," katanya.
Sedangkan jumlah peserta yang mengikuti pelatihan itu, katanya jumlahnya relatif, dan paling penting Densus 88 sudah mendatangkan peserta mengingat itu tergantung dari hasil asesmen, mana yang berminat berwirausaha atau hal lainnya.
"Kita berkewajiban mengarahkan mana yang sesuai dengan keinginan. Jadi, harus yang mau dan mampu juga. Mau dan mampu ya. Jadi, nanti program ini diharapkan akan membawa dampak yang cukup positif," tuturnya.
Melalui pelatihan ini, pihaknya berharap peserta mendapatkan hasil yang baik. Meski demikian, walau tidak semua eks napiter yang mau mengikuti pelatihan menjadi teknisi AC, tetapi ada beberapa cara dan upaya agar mereka dapat kembali di kehidupan nyatanya.
"Misalkan, ada jadi petani, itu nanti kita arahkan. Kami lagi membahas untuk program-program selanjutnya," katanya.