Makassar (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan M Ishaq Iskandar mengatakan pola hidup sehat seperti tidak merokok dan mencukupi kebutuhan gizi anak merupakan langkah mendasar dalam mencegah ataupun menurunkan angka stunting.
"Pola hidup sehat ini harus dibarengi dengan penguatan literasi kesehatan di masyarakat untuk menekan risiko stunting pada anak," katanya di Makassar, Sabtu.
Dia mengatakan, pola hidup sehat merupakan cara paling sederhana untuk mencegah dan menurunkan stunting. Misalnya di lapangan, ditemukan bahwa masyarakat dengan ekonomi menengah di salah satu kabupaten di Sulsel memiliki anak yang mengalami stunting, meskipun tergolong warga ekonomi menengah.
Kondisi itu terjadi karena orang tua tidak memenuhi kebutuhan gizi anak serta tidak menerapkan pola hidup sehat. Jadi, tidak semua keluarga dengan kondisi ekonomi rendah mengalami stunting.
Oleh karena itu, Ishaq menegaskan perlunya sosialisasi mengenai pentingnya komunikasi dan perubahan perilaku di masyarakat.
Berkaitan dengan hal tersebut, ia mengimbau masyarakat terkait pola hidup sehat dan pencegahan stunting, demi menciptakan generasi yang lebih sehat dan berkualitas.
Sementara itu, angka stunting di Provinsi Sulsel menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 turun dari 27,4 persen menjadi 23,3 persen.
Adapun target prevalensi stunting Provinsi Sulsel dari baseline 2023 sebesar 27,4 persen dengan target sebelumnya pada 2025 sebesar 23,9 persen. Adapun untuk 2045 sebesar 6,1 persen.
Kerja keras dan konsistensi inovasi Dinas Kesehatan Sulsel membuahkan hasil dari tahun 2020-2024 berupa pendampingan gizi desa dan intervensi gizi 1.000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal balita dan ibu hamil, multivitamin, serta pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri dan ibu hamil.