Makassar (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia provinsi Sulawesi Selatan (BI Sulsel) mendorong pengembalian kejayaan kakao di Sulawesi Selatan dan sekitarnya.
"Sulawesi Selatan adalah salah satu sentra produksi terbesar untuk kakao di wilayah Sulawesi perlu didorong untuk jadi komoditi primadona kembali," kata Kepala Perwakilan BI Sulsel Rizki Ernadi Wimanda di Makassar, Jumat.
Dia menegaskan, kakao menjadi salah satu komoditas unggulan di Sulsel yang produksinya harus digenjot kembali, mengingat tanaman kakao sudah berumur 20 - 30 tahun.
Berkaitan dengan tersebut, sejumlah varietas kakao telah dikembangkan di antaranya Sulawesi 1, 2, dan 3.
"Pemerintah akan mendukung kakao ke depan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan memberikan nilai tambah," ujarnya.
Namun, tantangan yang dihadapi saat ini adalah pohon kakao yang sudah berusia tua, sehingga diperlukan peremajaan pohon kakao dengan menggantinya dengan varietas unggulan.
Dia mengatakan, untuk mendorong peremajaan, perlu ada insentif agar petani tetap memperoleh pendapatan selama masa transisi, seperti melalui bantuan benih jagung atau komoditas lain.
Sebanyak 65 persen dari 120 ribu ton rata-rata produksi kakao di Sulsel berasal dari Luwu Raya, yang memiliki kondisi tanah dan iklim yang mendukung budidaya kakao.