Makassar (ANTARA) - Bulog Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) mulai menyalurkan beras jenis Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebagai salah satu upaya dalam menstabilkan harga beras yang saat ini terbilang tinggi di pasaran.
Guna memastikan penyaluran beras SPHP tepat sasaran, Kepala Kanwil Perum Bulog Sulselbar Fahrurozi bersama Kepala Cabang Bulog Makassar, pihak Dinas Ketahanan Pangan Sulsel dan Satgas Pangan turun langsung ke Pasar Terong, Makassar untuk melakukan monitoring ke kios-kios penyalur beras SPHP di Makassar, Minggu.
"Surat penugasan untuk penyaluran SPHP sudah turun sejak Jumat (11/07) dan kita pantau langsung ke toko-toko penerima SPHP untuk mengecek langsung apakah timbangannya pas, kualitasnya sesuai, dan sistem penjualan berbasis aplikasi dijalankan," urai Kepala Kanwil Perum Bulog Sulselbar Fahrurozi.
Pada kesempatan ini, Fahrurozi berdialog dengan pedagang pasar terkait penyaluran beras SPHP, termasuk dalam memanfaatkan aplikasi yang telah disediakan Bulog.
Terkait tingginya harga beras di pasaran, Fahrurozi mengemukakan agar masyarakat tidak perlu panik, sebab hal ini lazim terjadi di masa transisi jelang musim panen. Menurutnya, kenaikan harga beras terjadi karena belum dilakukannya panen raya, yang diperkirakan akan berlangsung pada akhir Juli atau awal Agustus.
Bekerja sama pihak TNI di tingkat desa dan kelurahan melalui Babinsa, Bulog Sulselbar berhasil menyerap gabah kering di masyarakat sebanyak 768.000 ton dengan ekuivalen beras 462.000 ton.
"Saat ini Sulsel punya stok 541.000 ton, itu cukup untuk 4-5 bulan ke depan, untuk penyaluran normal kita punya ketahanan stok sampai 4,5 tahun," ujarnya.
Guna menstabilkan harga beras, Bulog Sulselbar juga sedang menyalurkan bantuan pangan untuk alokasi Juni dan Juli dengan total Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sebanyak 548.000 penerima bantuan.
"InsyaAllah di 30 Juli selesai. Total itu sampai 11.000 ton kita keluarkan untuk langsung diberikan kepada masyarakat penerima bantuan gratis," tambah Fahrurozi.
Kepala Cabang Bulog Makassar Kamila Hasmin Marinta menambahkan bahwa monitoring dilakukan kepada tiga mitra Rumah Pangan Kita (RPK) di Pasar Terong yang telah berhasil memperoleh kuota Beras SPHP untuk disalurkan kepada masyarakat sesuai peruntukannya.
“Permintaan ketiga RPK ini sudah diterima pihak pusat dan sudah bisa berjualan dengan sistem aplikasi yang telah disiapkan,” kata Kamila.
Untuk wilayah kabupaten penyangga kata dia, seperti Pangkep, Maros, Gowa, dan Takalar, penyaluran SPHP akan dilakukan secara simultan menyusul pemenuhan persyaratan sistem aplikasi dan kesiapan mitra setempat.
Kendati belum ada kuota khusus dari Pemerintah Pusat terkait beras SPHP ini, distribusi akan tetap dilakukan pada setiap daerah.
Kepala Bidang Cadangan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Sulsel Hikmah mengemukakan pihaknya juga secara rutin memantau harga di lapangan, khususnya harga beras yang diakui meningkat secara signifikan. Maka dari itu, Dinas Ketahanan Pangan Sulsel juga telah melakukan Gerakan Pangan Murah (GPM) di sejumlah titik Kota Makassar.
"Pemerintah hadir untuk stabilisasi harga ini, mudah-mudahan bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Apalagi sudah ada laporan dari beberapa kabupaten. Bulog gerak cepat untuk antisipasi kondisi ini," ujarnya.


