Makassar (ANTARA) - Ketua Satgas Pangan Sulawesi Selatan Kombes Pol Dedy Supriadi mengatakan kolaborasi lintas instansi dilakukan untuk menjaga harga beras di Sulawesi Selatan (Sulsel).
"Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan selaku Tim Satgas Pangan telah menggelar rapat koordinasi untuk pengendalian harga beras," kata Dedy di Makassar, Kamis.
Kegiatan itu melibatkan berbagai unsur, mulai dari Bulog, Dinas Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan, BPS, hingga pelaku usaha pasar.
Menurut dia, pengendalian harga beras merupakan wujud nyata kehadiran negara dalam menjaga kestabilan pangan dan melindungi masyarakat dari praktik curang.
“Hari ini kami dari Satgas Pangan Sulsel berkolaborasi dengan Bulog dan didampingi Satgas Pangan Pusat Mabes Polri rapat koordinasi membahas pengendalian harga beras," katanya.
Sementara itu, pemerintah sudah menggelontorkan banyak anggaran melalui APBN demi menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras.
Tugas utama Satgas adalah memastikan harga beras di pasaran sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), sekaligus mencegah penimbunan maupun praktik kecurangan seperti pengoplosan atau perubahan mutu yang tidak sesuai aturan, katanya, menambahkan.
“Kami juga melakukan kolaborasi dengan Bulog, Dinas Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan, dan BPS untuk memastikan harga tetap stabil. Ada dua kabupaten yang sempat kedapatan menjual di atas HET, dan kami akan melakukan operasi pasar untuk memastikan tidak ada penimbunan,” ujar dia.
Menurut data Satgas, Sulawesi Selatan masuk zona 1 sebagai daerah penghasil beras, dengan HET ideal di kisaran Rp14.400 per kilogram untuk beras premium dan Rp13.500 untuk medium.
Hingga saat ini, stok beras Bulog Sulsel berada di posisi kedua nasional dengan total 512 ribu ton.

