Makassar (ANTARA) - Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menegaskan pentingnya menumbuhkan semangat toleransi sekaligus kepedulian terhadap lingkungan demi mewujudkan kota yang asri dan nyaman dihuni.
Munafri menekankan bahwa penanaman 1000 (seribu), pohon memiliki dampak besar, bukan hanya memperindah kota, tetapi juga menyeimbangkan ekosistem.
"Pohon ini akan menjadi hijau, dan memberikan kembali oksigen," kata dia saat menghadiri penanaman pohon tabebuya yang digelar Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) dalam rangka Musyawarah Pelayanan Selselbara di Makassar, Sulsel, Sabtu.
Dalam kegiatan yang sarat makna kebersamaan ini, Munafri mengajak seluruh warga untuk menjaga keharmonisan antar umat beragama dan bersama-sama merawat kebersihan lingkungan sebagai wujud nyata cinta terhadap Kota Makassar.
Munafri menilai kegiatan GPIB ini sebagai simbol toleransi dan sinergi antarumat beragama.
"Kolaborasi bersama ini, wujud nyata toleransi dan kepedulian lingkungan yang harus kita rawat bersama," jelas Appi, sapaan akrabnya.
Ia menegaskan bahwa pemerintah kota tidak bisa bekerja sendiri dalam memenuhi amanat Undang-Undang yang mewajibkan 30 persen ruang terbuka hijau (RTH). Saat ini, RTH di Makassar baru mencapai sekitar 11 persen.
"Dibutuhkan kolaborasi dan kebersamaan untuk memaksimalkan pola penghijauan. Saya berharap penanaman seribu pohon oleh GPIB ini menjadi pemicu kelompok lain untuk bergerak serupa.
Sebagai langkah konkret, Munafri mengumumkan rencana mewajibkan setiap siswa SD dan SMP di Makassar menanam minimal satu pohon.
Ketua Panitia Kristin Sinaga menegaskan bahwa aksi penghijauan ini menjadi bentuk kepedulian umat Kristen terhadap kelestarian lingkungan sekaligus dukungan terhadap program Pemerintah Kota Makassar.
Kristin menjelaskan, tabebuya dipilih bukan tanpa alasan. Pohon ini dikenal tahan cuaca, menyerap polusi, dan menghadirkan keindahan dengan bunganya yang mencolok.
"Awalnya kami sempat mempertimbangkan kegiatan penanaman mangrove. Namun melihat kepadatan Kota Makassar, kami memilih tabebuya karena mampu membantu mengolah polusi sehingga tidak berdampak besar bagi masyarakat," katanya.
Ia menambahkan, penanaman 1.000 bibit ini diharapkan menjadi simbol kebersamaan seluruh warga kota. Kota Makassar adalah kota multibudaya dan multiagama.
"Kami ingin turut mempercantik kota yang memberi kami ruang untuk hidup dan bekerja, sekaligus menjaga keseimbangan lingkungannya," ujar Kristin.

Wali Kota Makassar tekankan toleransi dan peduli lingkungan

Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin melakukan penanaman pohon tabebuya yang digelar Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) dalam rangka Musyawarah Pelayanan Selselbara di Makassar, Sabtu (27/09/2025). ANTARA/HO-Humas Pemkot Makassar
