Mamuju (ANTARA) - Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Barat menyatakan bahwa wilayah itu tidak terdampak langsung fenomena Siklon Tropis Senyar.
"Berdasarkan laporan BMKG, wilayah Sulbar tidak terdampak langsung oleh keberadaan Siklon Tropis Senyar," kata Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Harian BPBD Sulbar Muhammad Yasir Fattah, di Mamuju, Sabtu.
Kepastian wilayah Sulbar tidak terdampak langsung fenomena Siklon Tropis Senyar itu kata Yasir Fattah, berdasarkan informasi meteorologi dari BMKG terkait perkembangan Tekanan Rendah (TD) Ex-Siklon Tropis Senyar, per 29 November 2025.
BMKG kata Yasir Fattah melaporkan bahwa sistem cuaca tersebut saat ini terpantau berada di wilayah perairan Pulau Sumatera dan masih memiliki potensi menyebabkan peningkatan kecepatan angin, ketinggian gelombang, serta cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia.
Namun lanjutnya, potensi cuaca ekstrem seperti hujan intensitas sedang hingga lebat, angin kencang, serta gelombang tinggi pada wilayah pesisir Sulbar, tetap perlu diwaspadai.
"Kami tetap menjalankan langkah-langkah siaga, memonitor informasi BMKG, dan melakukan koordinasi dengan BPBD kabupaten, terutama terkait potensi cuaca ekstrem akibat dinamika atmosfer yang dipengaruhi sirkulasi regional," jelas Yasir Fattah.
Seluruh jajaran Pusdalops kata Yasir Fattah, telah diarahkan untuk meningkatkan pengawasan terhadap kondisi lapangan, terutama di wilayah rawan banjir, angin kencang dan gelombang tinggi.
Gubernur Sulbar Suhardi Duka tambahnya , juga telah memerintahkan BPBD dan seluruh perangkat daerah terkait, agar meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem.
Kemudian, memastikan jalur komunikasi dan koordinasi berjalan efektif antara pemerintah daerah, BPBD, BMKG, dan aparat keamanan.
"Kami juga mengimbau masyarakat di wilayah rawan bencana untuk tetap waspada dan aktif mengikuti informasi resmi dari pemerintah," kata Yasir Fattah.
Siklon Tropis Senyar adalah sebuah siklon tropis langka dan mematikan yang menerjang Semenanjung Malaysia, Thailand Selatan, dan Sumatra, Indonesia pada bulan November 2025.
Siklon tropis ini memiliki kecepatan angin maksimum mencapai 49 mph (80 km/jam) dan membawa hujan deras serta banjir bandang ke Semenanjung Malaysia, Thailand, dan Sumatra, Indonesia.
Siklon tropis tersebut terbentuk akibat tekanan rendah pada 22 November, daerah tekanan rendah tersebut menguat menjadi depresi ketika bergerak ke arah barat.
Kemudian badai depresi tersebut menguat menjadi depresi yang dalam karena konveksi berkembang dan bertahan, namun, perkembangan lebih lanjut terbatas karena kedekatannya dengan daratan.
Sistem tersebut mendarat di Sumatra Timur laut menjelang tengah malam dan mulai memburuk karena meningkatnya geseran angin.
Ini adalah siklon tropis kedua yang terdokumentasikan di Selat Malaka setelah Badai Tropis Vamei pada tahun 2001.

