Makassar (ANTARA Sulsel) - Perayaan hari raya Waisak berjalan aman dan lancar dengan situasi berlangsung kondusif di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu.
Sejumlah umat Budha terlihat berdoa di klenteng Xiang Ma jalan Sulawesi Makassar. Prosesi doa trisuci waisak dipimpin pengurus klenteng setempat diikuti umat sambil mengitari patung budha sebagai bentuk rasa hormat.
"Harapannya doa tahun ini kehidupan akan lebih aman dan sejahtera tidak ada lagi konflik serta masalah sosial yang terus terjadi Indonesia," kata salah satu pengurus Klenteng Xiang Ma, Kadir.
Menurut dia perayaan Waisak 2560 atau di tahun 2016 ada tiga peristiwa besar untuk dirayakan yang terjadi pada pribadi guru besar Budha Gotama.
Pertama yaitu perayaan kelahiran Pangeran Siddharta di Taman Lumbini pada tahun 623 Sebelum Masehi (SM). Kedua, Petapa Gotama mencapai bodhi atau Penerangan Sempurna di Bodhi Gaya pada usia 35 tahun
Dan peristiwa ketiga, Buddha Gotama mencapai Parinibbana atau mangkat (meninggal) di Kusinara pada usia 80 tahun.
"Peristiwa trisuci Waisak ini bertujuan mengajak umat Budha untuk selalu merenungkan dan menghayati kembali perjuangan hidup Buddha Gotama dalam ajarannya. Selain itu doa bersama agar masyrakat aman dari marabahaya dan bencana" tambah dia.
Berdasarkan pantauan sejumlah umat juga terlihat berdoa dengan tenang, beberapa diantara usai berdoa membakar dupa didepan klenteng tersebut.
Tidak hanya itu puluhan pengemis terlihat menghiasi klenteng. Mereka duduk berjejeran di depan pintu klenteng meminta belas kasihan agar diberikan uang seadanya kepada pengujung klenteng usai berdoa.
Sebelumnya, pada malam Waisak (21/5) malam terlihat ratusan Umat Buddha merayakan malam Waisak 2560 dengan mengelar meditasi di pelataran taman Fort Roterdam, jalan WR Supratman Makassar.
Meditasi tersebut bertajuk `Sound of Peace for Nation waisak 2560`. Umat Budha mengunakan pakain serba putih bahkan melakukan Pradaksina atau tradisi penghargaan kepada budha dengan mengelilinginya sebanyak tiga kali.
"Doa dan meditasi ini kami lakukan sebagai bentuk penghargaan kepada Budha serta meminta doa agar Indonesia selalu diberikan rasa damai dan tentram," ujar Sekertaris Walubi Sulsel Miguel.
Sementara di tempat terpisah Vihara Girinaga jalan Gunung Salahutu sekitar 15 Bhikkhu Therevada asal Kamboja melakukan ritual Pradaksina.
Para biksu ini mengelilingi pohon Bodhi sebanyak tiga kali dengan membawa lampu pelita. Usai mengelilingi lampu lentera itupun diletakkan di bawah pohon Bhodi tepat berada di dalam pelataran vihara.
"Ritual ini dilakukan menjelang detik-detik trisuci Waisak segaligus memberikan diharapkan mendapat penerangan dalam kehidupan sesuai dengan ajaran Budha sesuai simbol terangnya pelita ini," ujar Ketua Yayasan Vihara setempat Roy Ruslim.