Makassar (Antara sulsel)- Produser Eksekutif "Pamanca The Movie", Muhammad Basir menyatakan siap melibatkan aktor laga papan atas dunia Jackie Chan demi mendukung dan meningkatkan mutu serta daya tarik dari film garapannya tersebut.
Muhammad Basir di Makassar, Senin, menyatakan meski masih enggan menyebut sejumlah nama artis dan aktor yang akan dilibatkan, namun dirinya menekankan jika artisnya grade A atau level A nasional.
"Jackie Chan juga kita ajak untuk ikut. Insya Allah, berdoa saja, dukung kami," kata produser yang akrab dipanggil Den Raffi tersebut.
Soal Jackie Chan, kata Den Raffi, dirinya mengakui memang sangat tidak mudah untuk melibatkannya apa lagi untuk bayaran.
"Soal bayaran pastilah kami angkat tangan. Tapi untuk memajukan perfilman, mudah-mudahan ia ikut bermain sama kita, " bebernya.
Ia menjelaskan, film ini bergenre kolosal akan diproduksi dengan menggunakan efek film dan dilengkapi kamera dan pendukung lainnya yang mumpuni seperti film-film kolosal berkelas "Lord of The Ring".
Dirinya juga mengakui, saat ini dengan beberapa krunya sedang mencari lokasi untuk pembuatan trailler dulu. Dan rencananya pada Maret akan melakukan konfrensi pers bersama kalangan media.
Dia juga optimis bahwa produksi film budaya dan sejarah ini akan diminati, tidak hanya di Sulsel, tapi juga seluruh Indonesia.
Sementara penulis skenario `Pamanca The Movie`, Barnadi Zakaria menambahkan garapannya nanti merupakan film fantasi sejarah seperti Lord of the ring, kisah romatis seperti film Habibie-Ainun, Tenggelamnya Kapal Van Der Wick dan action seperti film-film master silat. "Kami didukung oleh kamera yang mumpuni untuk itu, " tambahnya.
Menurutn dia, film Pamanca ini sebenarnya tak lepas dari latar belakang sejarah di Sulsel, namun pihaknya berupaya untuk menghidari perdebatan panjang soal sejarah.
"Jadi film juga fantasi sejarah. Kami juga nantinya ingin menghindari perdebatan soal sejarah Pamanca, " ujarnya.
Dia juga membeberkan sedikit bocoran filmnya. Seperti pertarungan tobarani diatas perahu penjajah Belanda yang dipenuhi efek untuk menunjukan aktor utama yang seperti kebal peluru. "Salah satu golden scene kita adalah sitobo lalang lipa, " bebernya lagi.
Pamanca sendiri, kata dia, bukan melulu perkelahian atau kekerasan. Tapi, secara filosofis pamanca adalah bagaimana menjadi manusia. "Ada makna filosofis dibaliknya, " kata calon Doktor di Pascasarjana Universitas Negeri Makassar itu.