Palu (Antara Sulsel) - Rektor Universitas Tadulako (Untad) Palu, Muhammad Basir menyatakan dalam penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dosen tahun 2017, Untad hanya mendapatkan sebanyak 22 formasi.
Jumlah tersebut, katanya di Palu, Kamis, adalah bagian dari 1.500-an formasi dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) yang didistribusikan ke seluruh unit dibawahnya.
Rangkaian dan tahapan penerimaan CPNS Dosen di Perguruan Tinggi Negeri (PTN), termasuk penetapan formasi, seluruhnya dikendalikan oleh Kemenristek Dikti. Sementara, PTN yang kebagian jatah, hanya membantu pengumpulan berkas.
"Selebihnya menjadi kewenangan Panitia Seleksi Pusat, kami hanya menerima penetapan," ujarnya.
Menurut Basir, dalam penetapan formasi tahun 2017 ini, ada kemungkinan semua pertimbangan masih didasarkan pada hasil analisis jabatan, beberapa tahun lalu, termasuk pertimbangan rencana pembukaan program studi baru kala itu.
Atas kondisi itu, pihaknya mencoba mengutus kepegawaian Untad untuk mengomunikasikan dengan Biro Kepegawaian Kemenristek Dikti, guna memperluas cakupan latar belakang ilmu seorang calon peserta, yakni dari bidang ilmu mejadi rumpun ilmu, karena secara umum tidak ada penegasan yang diperoleh secara tertulis.
Namun, kata dia, ada isyarat bahwa sepanjang masih satu rumpun ilmu, pada dasarnya tidak dilarang untuk ikut menjadi peserta seleksi.
Hal ini terinspirasi setelah memperhatikan formasi yang dibuka melalui pengumuman Nomor: 3691/A.A2/KP/2017 tentang Seleksi Penerimaan CPNS Kemristek Dikti Tahun 2017. Pada nomor urut 50, pada jabatan Dosen Asisten Ahli di kolom kualifikasi pendidikan, tertulis S2 Agronomi, Pemuliaan Tanaman, Biologi, Ilmu Lingkungan, Teknologi Hasil Pertanian, Bioteknologi Tanaman, Statistika, dan Matematika.
Demikian juga pada formasi nomor urut 136 dengan kualifikasi pendidikan S2 Gizi Kesehatan, Keperawatan, Ilmu Kedokteran Dasar, Pendidikan Kedokteran, Spesialis Bedah Urologi, Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Anak, Spesialis OG, Spesialias Jantung dan Pembuluh Darah.
"Memperhatikan itu, bukan saja berbeda bidang ilmu tetapi juga sudah tidak satu rumpun ilmu. Bahkan penempatannya dipastikan tidak dalam satu fakultas," terangnya.
Untuk itu, lanjut rektor, seorang pelamar dapat saja berbeda prodi atau bidang ilmu, tetapi masih satu rumpun ilmu, untuk melamar pada formasi yang ada.
"Pada Aquakultur atau Budidaya Perairan misalnya, bisa saja yang melamar dari bidang Perikanan atau Kelautan secara luas karena masih satu rumpun. Demikian juga di Teknologi Pangan dan Ilmu Pangan, sepanjang masih serumpun bidang Ilmu Pertanian dapat saja melamar pada formasi itu. Sebab, makin banyak pelamar, makin berpeluang dapat lulus pada Seleksi Kompetensi Dasar yang berbasis Computer Based Test (CBT) yang tidak ada campur tangan panitia," urainya.
Basir berharap, 22 formasi yang ada semuanya bisa terisi dari pelamar dengan rumpun ilmu yang sama.
"Jangan lagi terulang beberapa kali pada penerimaan CPNS sebelumnya, yang tidak pernah terisi hingga 60 persen dari formasi yang ada. Sudah sedikit jumlah formasinya, sedikit pula yang bisa lulus SKD. Semakin jauhlah pemenuhan kebutuhan dosen PNS yang laju pensiunnya lebih tinggi dibanding laju penambahannya,"katanya.
Berita Terkait
Pj Gubernur Sulsel dan Rektor Universitas Balikpapan bahas koneksi IKN
Jumat, 22 Maret 2024 15:04 Wib
Vania Agustina juara World Top Model 2024
Jumat, 22 Maret 2024 12:21 Wib
Pengurus IKA PMII Universitas Negeri Makassar masa khidmat 2023-2028 dilantik
Kamis, 7 Maret 2024 17:04 Wib
PTN kawasan timur Indonesia dan Universitas Borneo jalin kerja sama konsorsium
Minggu, 3 Maret 2024 13:31 Wib
Universitas Prasetiya Mulya dan ANTARA gali potensi Banyumas
Jumat, 1 Maret 2024 19:41 Wib
Imigrasi Polman teken PKS dengan Unsulbar
Jumat, 1 Maret 2024 14:42 Wib
Unhas tuan rumah konsorsium Perguruan Tinggi Negeri KTI
Kamis, 29 Februari 2024 19:52 Wib
Polisi memanggil rektor Universitas Pancasila terkait dugaan pelecehan seksual
Minggu, 25 Februari 2024 22:44 Wib