Makassar (Antaranews Sulsel) - Pakar Pertanian dari Universitas Hasanuddin Prof Dr Laode Asrul mengatakan Belanda bisa membantu melakukan sertifikasi "Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO)".
Prof Laode Asrul di Makassar, Rabu, mengatakan itu menanggapi keinginan pemerintah Belanda menawarkan bantuan bagi para petani dan sejumlah masalah lingkungan hidup seperti yang diutarakan Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan.
"Jika memang seperti itu (menawarkan bantuan), maka Belanda bisa membantu dalam mensertifikasi para petani sawit. Sebab jika sudah disertifikasi maka tentu bisa digunakan untuk menghadapi ancaman propaganda sawit Indonesia," katanya.
Ia menjelaskan keinginan Belanda menawarkan bantuan kepada Indonesia merupakan hal yang wajar, sebab negara Belanda memang membutuhkan keberadaan atau pasokan sawit dari Indonesia untuk memenuhi kebutuhan negara tersebut.
Apalagi Belanda merupakan salah satu pasar untuk beberapa produk dari Indonesia seperti kakao dan sawit.
"Belanda tidak memiliki lahan, sehingga membutuhkan pasokan dari negara lain termasuk Indonesia. Tapi intinya jika ingin membantu (Belanda), saya kira salah satu dengan mensertifikasi petani sawit kita," ujarnya.
Persoalan sertifikasi petani, kata dia, merupakan salah satu hal perlu dilakukan karena hal ini menjadi jalan bagi lembaga swadaya masyarakat (LSM) asing untuk menyerang sawit Indonesia, apalagi memang masih ada perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja di bawah umur.
Dengan sertifikasi ISPO tehadap perusahaan dan petani sawit di Indonesia, masalah lingkungan yang menjadi sasaran tembak pihak asing juga tentunya bisa diminimalkan.
"Banyak perusahaan sawit kita yang sudah besar, namun belum memiliki ISPO. Berapa persen perusahaan yang telah tersertifikasi. Saya belum tahu persis jumlahnya, namun memang masih kecil yang sudah tersertifikasi," ujarnya.
Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya menyatakan jika Pemerintah Belanda menawarkan bantuan kepada Indonesia untuk membantu petani sawit dan sejumlah masalah lingkungan hidup.
Bahkan Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Kerja Sama Pembangunan Belanda Sigrid Kaag sekaligus mempertanyakan apa yang bisa dibantu negaranya khususnya petani sawit agar bisa melakukan praktik bertani yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Berita Terkait
Politeknik ATI Makassar dapat 30 kuota Beasiswa SDM Sawit 2024
Rabu, 24 April 2024 10:28 Wib
Gubernur Sulbar minta penyaluran DBH sawit dapat dipercepat
Senin, 1 April 2024 2:16 Wib
Disbun Sulbar antisipasi organisme pengganggu tanaman sawit
Kamis, 21 Maret 2024 2:33 Wib
Sulbar dapat kuota peremajaan sawit seluas 3.250 hektare pada 2024
Selasa, 12 Maret 2024 16:05 Wib
Pemprov Sulbar terima dana bagi hasil sawit Rp36,9 miliar
Rabu, 21 Februari 2024 20:32 Wib
Pemkab Luwu Timur dorong pengembangan tata kelola kelapa sawit lebih baik
Rabu, 7 Februari 2024 15:59 Wib
Sulbar menerima Dana Bagi Hasil sawit sebesar Rp36,9 miliar
Selasa, 23 Januari 2024 16:13 Wib
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III membentuk subholding sawit
Minggu, 3 Desember 2023 12:40 Wib