Kunjungan Silaturahim ke Kebun dan Pabrik Gula Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang dilakukan oleh Ketua Dewan Pembina DPP Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) HM Arum Sabil, Humas DPP APTRI KH Misbahussalam, Direktur Produksi dan operasional PTPN X Mustakim, Kuasa Direktur PTPN X untuk Pabrik Gula Bone/Caming/Takalar Arifin, GM dan Perwakilan Karyawan PG BCT, Ketua dan Pengurus DPD APTRI Makassar dan perwakilan serta tokoh Petani Tebu Makassar.

Sebelum melakukan pertemuan silaturahim  berkesempatan mengunjungi Kebun Tebu di Areal Kebun A1.2 PG Takalar. Sungguh sangat mengesankan yang sebelumnya banyak pihak pesimis menanam tebu di Wilayah tersebut ternyata dengan sentuhan teknologi irigasi sederhana serta semangat dan ketekunan yang tulus dan ikhlas, tanah yang sebelumnya hanya ditumbuhi padang ilalang kini telah berubah sejauh mata memandang menjadi hamparan hijau tanaman tebu.

Dengan potensi produktivitas tanaman tebu bisa mencapai 80 ton/ha. Melihat potensi ketersediaan lahan dan produktivitas tebu yang cukup baik maka suport revitalisasi pabrik gula dari pemerintah sangat diperlukan.

Dalam pertemuan silaturahim tersebut ada beberapa poin penting yang menjadi harapan petani tebu dan karyawan Pabrik Gula BCT, di antaranya Petani Tebu Makassar mendesak agar pemerintah segera menetapkan harga acuan pembelian gula petani sesuai hasil survei Tim Independen yang tertuang dalam surat usulan Dirjen Perkebunan No 42/KB.110/E/03/2018 sebesar Rp 10.500/Kg
.
Selain Petani Tebu Makassa juga meminta pemerintah membeli gula petani sesuai harga acuan pembelian yang ditetapkan pemerintah. Para petani tebu berharap ketetapan harga acuan pembelian gula petani sesuai dengan surat Usulan Dirjen Perkebunan tersebut.

Petani Tebu Makassar juga Meminta agar dibangun sistem untuk kemudahan akses mendapat kredit pembiayaan dan pupuk yang tepat waktu dan jumlah sesuai kebutuhan petani, dan para petani tebu juga mendesak agar pemerintah segera melakukan revitalisasi pabrik gula karena selama ini Pabrik Gula Takalar sering mengalami kerusakan, sehingga jam berhentinya tinggi.

Petani Tebu dan Perwakilan Karyawan PG BCT berharap ada kejelasan penanggung jawab manajemen Pabrik Gula BCT, apakah menjadi tanggung jawab PTPN X atau PTPN XIV, sehingga arah kebijakan di PG BCT memiliki landasan dan kepastian dalam menentukan arah kebijakan operasional dan manajemen perusahaan industri gula itu.

Usulan dan masukan dari petani dan perwakilan karyawan pun langsung ditindaklanjuti oleh Ketua Dewan Pembina DPP APTRI HM Arum Sabil dengan mengkomunikasikan via telepon dengan pihak kementerian yakni Menteri Perdagangan bahwa ketetapan harga acuan pembelian gula petani itu akan dikoordinasikan dengan Kementerian Koordinasi Perekonomian, serta akan ditindaklanjuti dengan Surat Permendag tentang harga acuan pembelian gula petani tahun 2018.


Video : Ketua Dewan Pembina DPP APTRI mengjunjungi  gula Bone dan Takalar Provinsi Sulawesi Selatan (Dokumentasi APTRI)
   

Pewarta : -
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024