Makassar (ANTARA) - Sebanyak 609 Jamaah Calon Haji (JCH) Gowa, Sulawesi Selatan mengikuti tes pengukuran kebugaran jasmani khususnya jamaah yang prioritas berangkat tahun ini.

Sekretaris Daerah (Sekda) Gowa Muchlis di Gowa, Selasa, mengatakan berhaji adalah salah satu ibadah yang memang memerlukan kondisi badan dan stamina yang fit.

"Olehnya dengan adanya tes kebugaran ini akan mewujudkan JCH di Gowa yang sehat saat melaksanakan ibadahnya," ujarnya.

Dia mengatakan berhaji bagi umat muslim menjadi salah satu rukun dalam agam Islam dan berhaji membutuhkan kondisi kekebalan tubuh agar bisa menyelesaikan semua rukun dan wajib haji tersebut.

Karenanya, katadia, dengan adanya tes tersebut maka dapat dipetakan apa yang perlu diwaspadai bagi JCH yang memiliki resiko terkait kondisi kesehatannya. Tes ini juga sebagai bentuk deteksi langsung kepada JCH, sehingga bisa langsung mendapatkan penanganan dan pengawalan secara intensif.

Ia juga mengimbau seluruh JCH yang dideteksi memiliki resiko tinggi untuk tidak memaksakan rangkaian ibadah yang sifatnya sunah saat melaksanakan ibadah haji. Cukup mengoptimalkan kondisi kesehatan untuk melaksanakan ibadah haji yang bersifat wajib.

"Hal ini dilakukan agar seluruh ibadah menuju haji mabrur dapat dipenuhi dengan baik. Jangan sampai mengejar yang sunnah dan meninggalkan yang wajib," terangnya.

Khusus untuk tugas panitia haji, diharapkan tahun ini lebih meningkat. Segala evaluasi yang dilakukan tahun lalu dapat dibenahi dengan baik, utamanya pelayanan kesehatannya. Apalagi segala fasilitas terkait pelayanan, utamanya di Mekah sudah sangat maksimal dan memadai.

Kepala Dinas Kesehatan Gowa dr Hasanuddin mengatakan, tes kebugaran ini dilakukan selama dua hari dan untuk saat ini adalah tes tahap ketiga.

"Sesi pertama kami melakukan tes kesehatan kepada JCH di tingkat puskesmas untuk deteksi dini, kemudian pemeriksaan tahap kedua dan ketiga dilakukan dinas kesehatan untuk peningkatan deteksi kesehatan jemaah," ujarnya.

Khusus untuk tes kebugaran saat ini dihari pertama dilakukan kepada 300 orang JCH dan kemudian dihari kedua 309 orang.

"Tes ini dilakukan untuk mengetahui apakah JCH ini dianggap layak mengikuti ibadah atau tidak. Begitu juga jemaah yang dideteksi beresiko tinggi seperti lansia akan dilakukan pendampingan secara serius," ujarnya.

Selain lansia, penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan diabetes mellitus (DM) juga adalah penyakit yang dianggap berisiko, sehingga perlu penanganan secara berkelanjutan.

"Dalam tes kebugaran ini yang dilakukan adalah pemeriksaan  tekanan darah, psikis dan tes kemampuan fisik," katanya.

Hasanuddin mengimbau, kepada seluruh JCH yang berangkat untuk membawa segala keperluan utama. Seperti obat-obatan, masker, dan perlengkapan yang akan menunjang terpenuhinya kesehatan fisik saat berada di sana. ***3***
 

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024