JaDI Sulsel bersama Cambrige gelar pelatihan generasi digital
Makassar (ANTARA) - Lembaga Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Cambrige Englis College mengelar pelatihan kepada generasi muda atau generasi digital tentang penggunaan gawai dan pentingnya bahasa Inggris pada era industri 4.0
"Kegiatan ini untuk mendidik melatih kemampuan bahasa Inggris agar kecanduan "gadget" (gawai) berkurang. Sebab, saat ini teknologi informasi diminati semua kalangan tanpa mengenal status sosial, dan paling konsumtif adalah generasi muda," kata Ketua Presidium JaDI Sulsel Mardiana Rusli di Makassar, Rabu.
Ia menjelaskan peningkatan kemampuan, khususnya bahasa Inggris, memiliki peranan vital dalam aspek kehidupan, terutama sains dan teknologi.
"Diera digital, bahasa Inggris bertindak sebagai sarana komunikasi global, kita bekali kemampuan bahasa Inggris untuk mendorong penggunaan ponsel tepat guna," kata dia
Hal senada disampaikan pendiri Cambrige Englis College, Dr Kamrida Habe, bahwa bahasa Inggris di era industri digital sudah menjadi kebutuhan pokok dan telah menjadi bahasa universal.
Sebagai kebutuhan pokok, lanjutnya, makanan nutrisi untuk generasi muda adalah pelatihan peningkatan kemampuan, yakni teknologi informasi dan bahasa Inggris.
"Pada era industri ada dua kebutuhan pokok bahasa Inggris dan teknologi informasi. Dengan bahasa Inggris kita bisa menciptakan komunitas dan produk, teknologi adalah alat penyebaran informasinya," tutur dia.
Sebelumnya, digelar Workshop Upgrading Skill and Self Improvement, diikuti peserta dari mahasiswa berbagai kampus. Kegiatan selama sehari itu dipandu pemateri Dr, Kamrida Habe dan Mardiana Rusli. Peserta juga membentuk komunitas belajar bernama Sara’bba JaDI yang artinya Sarang Belajar Jaringan Demokrasi Indonesia.
Komunitas itu berupa kelas-kelas belajar untuk peningkatan keterampilan dan pengetahuan tentang politik dan demokrasi.
Pada awal kegiatan ditekankan kepada "hard skill dan soft skill". "Hard skill" keterampilan menulis dan praktik bahasa Inggris. "Soft skill" menumbuhkan minat, berkomitmen, dan menjaga mentalitas.
"Kegiatan ini untuk mendidik melatih kemampuan bahasa Inggris agar kecanduan "gadget" (gawai) berkurang. Sebab, saat ini teknologi informasi diminati semua kalangan tanpa mengenal status sosial, dan paling konsumtif adalah generasi muda," kata Ketua Presidium JaDI Sulsel Mardiana Rusli di Makassar, Rabu.
Ia menjelaskan peningkatan kemampuan, khususnya bahasa Inggris, memiliki peranan vital dalam aspek kehidupan, terutama sains dan teknologi.
"Diera digital, bahasa Inggris bertindak sebagai sarana komunikasi global, kita bekali kemampuan bahasa Inggris untuk mendorong penggunaan ponsel tepat guna," kata dia
Hal senada disampaikan pendiri Cambrige Englis College, Dr Kamrida Habe, bahwa bahasa Inggris di era industri digital sudah menjadi kebutuhan pokok dan telah menjadi bahasa universal.
Sebagai kebutuhan pokok, lanjutnya, makanan nutrisi untuk generasi muda adalah pelatihan peningkatan kemampuan, yakni teknologi informasi dan bahasa Inggris.
"Pada era industri ada dua kebutuhan pokok bahasa Inggris dan teknologi informasi. Dengan bahasa Inggris kita bisa menciptakan komunitas dan produk, teknologi adalah alat penyebaran informasinya," tutur dia.
Sebelumnya, digelar Workshop Upgrading Skill and Self Improvement, diikuti peserta dari mahasiswa berbagai kampus. Kegiatan selama sehari itu dipandu pemateri Dr, Kamrida Habe dan Mardiana Rusli. Peserta juga membentuk komunitas belajar bernama Sara’bba JaDI yang artinya Sarang Belajar Jaringan Demokrasi Indonesia.
Komunitas itu berupa kelas-kelas belajar untuk peningkatan keterampilan dan pengetahuan tentang politik dan demokrasi.
Pada awal kegiatan ditekankan kepada "hard skill dan soft skill". "Hard skill" keterampilan menulis dan praktik bahasa Inggris. "Soft skill" menumbuhkan minat, berkomitmen, dan menjaga mentalitas.