Makassar (ANTARA) - Petugas Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Gowa masih berusaha memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi sejak tiga hari terakhir di seluruh titik kebakaran di Kabupaten Gowa.

"Pemadaman karhutla ini telah dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Kami telah menurunkan tim secara penuh bahkan dua kali lipat dari biasanya," ungkap Kepala Dinas Damkar Gowa, Rostam Razak di Gowa, Selasa.

Termasuk karhutla yang terjadi di dua kecamatan dengan titik kebakaran terbesar, yakni Kecamatan Tompobulu dan Kecamatan Tinggimoncong.

"Tadi malam sudah ditangani di Kecamatan Parangloe, hingga saat ini kondisi belum padam. Begitupun dari laporan di lapangan Kecamatan Tombobulu juga masih dalam proses pemadaman," katanya.

Damkar tengah mengerahkan seluruh personelnya bersama tim dari Manggala Agni, hanya saja upaya tersebut tidak bisa dilakukan secara penuh karena alat-alat yang dibutuhkan untuk penanganan karhutla masih terbatas. Hanya memiliki mobil penembak yang tidak memungkinkan untuk melewati medan menuju titik karhutla.

Adapun armada yang disiapkan Damkar Gowa, khususnya di Desa Rappolemba, Kecamatan Tompobulu yakni mobil dari Damkar Gowa dengan kapasitas 3.000 liter air dan satu unit bantuan dari Damkar Jeneponto.

"Anggota kami di lapangan saat ini terus berupaya sekuat tenaga melakukan pemadaman termasuk menghindari terjadinya kebakaran yang merembes sampai ke permukiman warga," katanya.

Menurut Rostam, pemadaman api tidak bisa dilakukan secara cepat karena akses menuju kebakaran itu melalui medan-medan yang sangat sulit. Sehingga pihaknya berupaya dan setiap saat melakukan pemantauan dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.

Selain persenel yang disiapkan, mereka yang lepas tugas pun menyatakan siap turun ke lapangan untuk memadamkan kobaran api tersebut. Hanya saja, tidak semua armada pemadaman bisa menembus titik kebakaran seperti armada dengan kapasitas 8.000 liter air.

Terkait dengan luas lahan maupun hutan yang terbakar, pihak Damkar Gowa belum bisa memberikan data pasti, serta belum mampu mengidentifikasi penyebab-penyebab terjadinya kebakaran.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024