Jakarta (ANTARA) - PT. Telkom Indonesia (Persero), Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang telekomunikasi, mengungkapkan kesiapannya mengintegrasikan layanan fixed broadband IndiHome kepada anak usahanya yaitu Telkomsel.
Langkah itu sejalan dengan inisiatif bernama Fixed Mobile Convergence (FMC) yaitu upaya mengkonvergensikan layanan fixed broadband dan mobile broadband sehingga layanan telekomunikasi bagi maysarakat bisa lebih optimal.
"Proses integrasi layanan broadband untuk pelanggan ritel TelkomGroup adalah bagian dari tranformasi bisnis ‘Five Bold Moves’ untuk memperkuat posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar telekomunikasi digital di Indonesia,” kata Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) dan Telkomsel dikabarkan telah menandatangani Perjanjian Pemisahan Bersyarat (Conditional Spin-off Agreement/CSA) untuk mengintegrasikan IndiHome ke Telkomsel.
Adapun penandatanganan perjanjian ini merupakan bagian penting dalam mengimplementasikan strategi TelkomGroup untuk menyediakan variasi layanan broadband terbaik, memperkuat bisnis, dan mewujudkan inklusi digital di Indonesia.
Transaksi itu mendapat dukungan dari Telkom dan Singtel sebagai pemegang saham Telkomsel.
Integrasi tersebut juga sejalan dengan strategi Singtel untuk terus mengembangkan bisnis dan memperkuat komitmennya di Indonesia.
“Bersama para pemegang saham Telkomsel, yakni Telkom dan Singtel, kami meyakini bahwa integrasi layanan IndiHome nantinya akan semakin memperkuat posisi Telkomsel di industri telekomunikasi dan digital di Indonesia, sekaligus membuktikan keseriusan kami dalam memajukan dan memperluas portofolio bisnis, terutama di layanan FMC," ujar Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam.
Saat ini, IndiHome diketahui telah memimpin 75,2 persen pangsa pasar di Indonesia. Terkait pemisahan usaha (spin off) IndiHome itu, Telkomsel akan mengeluarkan sejumlah saham baru bagi Telkom.
Nilai IndiHome saat ini mencapai Rp58,3 triliun (setara dengan 5,1 miliar dolar Singapura), jumlah tersebut lebih tinggi dari ekuitas Telkom jika digabungkan dengan perjanjian komersial lainnya antara Telkom dan Telkomsel.
Maka dari itu, transaksi terbaru ini masuk dalam kategori transaksi material yang memerlukan persetujuan dari pemegang saham independen yakni Telkom.
Bersamaan dengan integrasi ini, Singtel sepakat menggunakan haknya untuk mengambil sebesar 0,5 persen saham baru di Telkomsel senilai Rp2,7 triliun (setara dengan hingga 236 juta dolar Singapura) dalam bentuk tunai.
Hal ini menjadikan kepemilikan efektif Singtel di Telkomsel menjadi 30,1 persen, sementara kepemilikan Telkom di Telkomsel naik menjadi 69,9 persen.
Dengan strategi yang melibatkan IndiHome dan Telkomsel ini, maka Business to Consumers (B2C) di TelkomGroup akan sepenuhnya dikelola oleh Telkomsel, sementara fokus operasional Telkom adalah Business to Business (B2B).
CSA Signing diharapkan akan selesai pada awal kuartal ketiga tahun 2023, tergantung dari persetujuan regulator dan pemegang saham.
Setelah penandatanganan CSA, rangkaian proses persiapan integrasi layanan fixed broadband dan seluler untuk pelanggan ritel akan segera dilakukan.
Telkom Group memastikan bahwa proses integrasi FMC berlangsung transparan dan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku, termasuk mematuhi peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Telkom segera integrasikan IndiHome ke Telkomsel
Langkah itu sejalan dengan inisiatif bernama Fixed Mobile Convergence (FMC) yaitu upaya mengkonvergensikan layanan fixed broadband dan mobile broadband sehingga layanan telekomunikasi bagi maysarakat bisa lebih optimal.
"Proses integrasi layanan broadband untuk pelanggan ritel TelkomGroup adalah bagian dari tranformasi bisnis ‘Five Bold Moves’ untuk memperkuat posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar telekomunikasi digital di Indonesia,” kata Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) dan Telkomsel dikabarkan telah menandatangani Perjanjian Pemisahan Bersyarat (Conditional Spin-off Agreement/CSA) untuk mengintegrasikan IndiHome ke Telkomsel.
Adapun penandatanganan perjanjian ini merupakan bagian penting dalam mengimplementasikan strategi TelkomGroup untuk menyediakan variasi layanan broadband terbaik, memperkuat bisnis, dan mewujudkan inklusi digital di Indonesia.
Transaksi itu mendapat dukungan dari Telkom dan Singtel sebagai pemegang saham Telkomsel.
Integrasi tersebut juga sejalan dengan strategi Singtel untuk terus mengembangkan bisnis dan memperkuat komitmennya di Indonesia.
“Bersama para pemegang saham Telkomsel, yakni Telkom dan Singtel, kami meyakini bahwa integrasi layanan IndiHome nantinya akan semakin memperkuat posisi Telkomsel di industri telekomunikasi dan digital di Indonesia, sekaligus membuktikan keseriusan kami dalam memajukan dan memperluas portofolio bisnis, terutama di layanan FMC," ujar Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam.
Saat ini, IndiHome diketahui telah memimpin 75,2 persen pangsa pasar di Indonesia. Terkait pemisahan usaha (spin off) IndiHome itu, Telkomsel akan mengeluarkan sejumlah saham baru bagi Telkom.
Nilai IndiHome saat ini mencapai Rp58,3 triliun (setara dengan 5,1 miliar dolar Singapura), jumlah tersebut lebih tinggi dari ekuitas Telkom jika digabungkan dengan perjanjian komersial lainnya antara Telkom dan Telkomsel.
Maka dari itu, transaksi terbaru ini masuk dalam kategori transaksi material yang memerlukan persetujuan dari pemegang saham independen yakni Telkom.
Bersamaan dengan integrasi ini, Singtel sepakat menggunakan haknya untuk mengambil sebesar 0,5 persen saham baru di Telkomsel senilai Rp2,7 triliun (setara dengan hingga 236 juta dolar Singapura) dalam bentuk tunai.
Hal ini menjadikan kepemilikan efektif Singtel di Telkomsel menjadi 30,1 persen, sementara kepemilikan Telkom di Telkomsel naik menjadi 69,9 persen.
Dengan strategi yang melibatkan IndiHome dan Telkomsel ini, maka Business to Consumers (B2C) di TelkomGroup akan sepenuhnya dikelola oleh Telkomsel, sementara fokus operasional Telkom adalah Business to Business (B2B).
CSA Signing diharapkan akan selesai pada awal kuartal ketiga tahun 2023, tergantung dari persetujuan regulator dan pemegang saham.
Setelah penandatanganan CSA, rangkaian proses persiapan integrasi layanan fixed broadband dan seluler untuk pelanggan ritel akan segera dilakukan.
Telkom Group memastikan bahwa proses integrasi FMC berlangsung transparan dan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku, termasuk mematuhi peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Telkom segera integrasikan IndiHome ke Telkomsel