Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Nadiem Anwar Makarim mengatakan regulasi terkait dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebenarnya bertujuan memberikan diskresi kepada kepala sekolah untuk menentukan kebutuhannya masing-masing.
"Hal itu termasuk pula dengan regulasi dana BOS yang diperbolehkan hingga 50 persen untuk digunakan sebagai gaji atau pembiayaan guru honorer," ujar dia di Jakarta, Rabu.
Ia menilai kepala sekolah merupakan pihak yang paling tahu kebutuhan sekolah serta para siswanya, bukan dinas pendidikan setempat ataupun pemerintah pusat karena jaraknya terlalu jauh untuk masing-masing sekolah.
Sebelumnya, pihaknya memang memberikan sekat-sekat yang sebenarnya menghilangkan diskresi kepala sekolah terhadap apa yang mereka butuhkan pada saat-saat tertentu.
Sehingga adanya kebijakan dana BOS yang memperbolehkan pengalokasian untuk membayar honorer hingga 50 persen dianggap mampu menjadi evaluasi serta memberikan kebebasan bagi kepala sekolah dalam menggunakan dana tersebut sesuai kebutuhan.
"Bukan berarti ini pembagian, jangan salah konsep dengan 50 persen dana BOS dialokasikan untuk bayar honorer. Bukan begitu. Kalau dulu dibolehkan sampai dengan 15 persen dan sekarang diperbolehkan sampai dengan 50 persen," jelasnya.
Ia menganalogikan, misalnya sekolah di Maluku atau Papua hanya memiliki satu guru PNS yakni kepala sekolahnya, sedangkan sisanya merupakan guru honorer. Situasi ini tentu cukup menyulitkan dalam memenuhi upah tenaga honorer.
Padahal, fakta menunjukkan mayoritas pengajar di sekolah-sekolah tersebut adalah guru honorer.
Nadiem mengatakan bisa dibayangkan bagaimana jika kepala sekolah tidak bisa menggunakan dananya sedikitpun untuk meningkatkan upah guru honorer.
"Ini kita bukan bicara tentang membenarkan sistemnya, memeratakan guru dan lainnya. Itu tentu memakan waktu. Jadi kebijakan seperti inilah yang diambil," ujarnya.
Apalagi, banyak guru honorer dalam situasi seperti itu yang layak diberikan upah. Hal terkait layak ataupun tidak tentunya lebih diketahui dan harus dipahami oleh kepala sekolah.
Ia menegaskan jika dana BOS diharuskan untuk beli buku atau beli komputer saja, belum tentu hal itu yang lebih dibutuhkan oleh setiap sekolah.
"Intinya kebijakan ini memberikan kebebasan, memberikan diskresi pada kepala sekolah untuk menentukan kebutuhan sekolah tersebut," kata dia.
Berita Terkait
P2G minta program makan siang gratis tidak menggunakan anggaran pendidikan
Minggu, 3 Maret 2024 10:47 Wib
Presiden jokowi menerima bos Freeport McMoRan di Washington DC Amerika Serikat
Selasa, 14 November 2023 5:49 Wib
Bareskrim Polri mengusut dugaan korupsi dana BOS oleh Panji Gumilang
Kamis, 2 November 2023 23:39 Wib
Sulbar mengoptimalkan organisasi pembelajaran wujudkan provinsi cerdas
Jumat, 11 Agustus 2023 10:36 Wib
Kemenag menepis isu selalu beri bantuan ke Pesantren Al Zaytun
Jumat, 23 Juni 2023 13:46 Wib
Bos Maspion Alim Markus bungkam usai diperiksa penyidik KPK
Rabu, 24 Mei 2023 14:49 Wib
Formula 1 - Bos Mercedes akui timnya perlu perbaikan lebih dalam usai GP Bahrain
Kamis, 9 Maret 2023 11:18 Wib
Formula 1 - Albon optimistis bos baru Vowles dapat ubah nasib tim Williams
Jumat, 3 Maret 2023 6:56 Wib