Makassar (ANTARA News) - Korps Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Hasanuddin Makassar melakukan ekspedisi dengan menggunakan perahu nelayan tradisional asal Sulawesi Barat, Sandeq ke Kota Darwin, Australia.
"Tujuan dari ekpedisi akademis ini untuk menelusuri jejak pelaut Sulawesi ke Australia serta menginventarisir pulau-pulau terluar," ujar Ketua Korpala Unhas Baso Hamdani di Makassar, Selasa.
Ia mengatakan, ekspedisi laut yang kedua kalinya ini juga sebagai rekam jejak dari para pelaut-pelaut Sulawesi yang menyusuri benua biru hingga ke daratan lainnya di belahan dunia.
Diungkapkannya, ekspedisi ini diikuti enam mahasiswa Unhas menggunakan perahu sandeq. Perahu sandeq merupakan perahu tradisional Suku Mandar, Sulawesi Barat. Nenek moyang masyarakat Mandar dulu menggunakan perahu sandeq ini untuk berlayar ke Darwin (Autralia). Spesifikasi perahu sandeq yang digunakannya itu berukuran panjang 10 meter dengan diameter sekitar satu meter.
Dalam ekspedisi itu, enam orang anggota tim diantaranya, Ahmad, Guswar, Gunawan, Abdul Jalal, Fadli, Rusmin dan Lukman akan menyusuri Pulau Bira di Kabupaten Bantaeng, Pulau Takabonerate; Kabupaten Selayar, Maumere, Larantuka; Kupang dan Darwin, Australia.
Selama ekspedisi itu, tim menargetkan perjalanan selama 40 hari. Batas waktu maksimal yang ditargetkan hingga tiba di Darwin, Australia selama 22 hari.
"Sesuai dengan jadwal serta persiapan selama setahun, tim akan berada di Darwin, Australia pada hari ke 20 hingga ke hari ke 22 jika tidak ada aral melintang selama perjalanan itu," katanya.
Sebelumnya, ekspedisi Pelayaran Akademis II ini pernah digelar tahun 1996 dengan rute, Makassar, Kalimantan, Brunei Darusalam, Malaysia, Siangapura, Sumatera, Jawa, Makassar. Ekspedisi waktu itu menggunakan waktu selama dua bulan. (T.KR-MH/M019)

