Mamasa, Sulbar (ANTARA News) - Jajaran Polres Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, mengejar 20 nama yang masuk dalam deretan Daftar Pencarian Orang (DPO) yang diduga menjadi otak kasus kerusuhan saat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) X Mamasa.
"Setelah kami menangkap lima warga yang juga pendukung mantan Bupati Mamasa, masih ada 20 orang menjadi DPO," kata Kapolres Mamasa, AKBP I Made Sunarta di Mamasa, Selasa.
Menurut dia, 20 orang yang masih buron itu kemungkinan masih berada di Mamasa yang diharapkan segera menyerahkan diri untuk memudahkan pemeriksaan.
"Saat ini kami melakukan penjagaan super ketat untuk menghindari adanya provokator yang masuk ke Mamasa,"kata dia.
Ia mengatakan, aparatnya sudah mengenali semua wajah-wajah DPO kerusuhan karena jauh sebelumnya aktif dalam melaksanakan kegiatan demonstran pasca lahirnya putusan PK MA yang membebaskan 24 terpidana korupsi termasuk Obed Nego Depparinding.
Sedangkan, lima orang yang menjadi terperiksa kini menjalani pemeriksaan di Polda Sulselbar yakni Teguh Tofan, Abel, Nata Buangin, Dema Uki Balapeu, dan Timotius Ulu Mambi.
"Kelima orang ini masih menjalani pemeriksaan, jika dalam pemeriksaan terbukti bersalah, mereka akan ditetapkan menjadi tersangka," ungkapnya.
Ia mengatakan, aksi kerusuhan yang terjadi di Mamasa mengakibatkan 25 personil anggota Polisi mengalami luka akibat dihujani lemparan batu dari massa yang berbuat anarkis.
Yang lebih parah kata dia, dua anggota Polres terpaksa dirujuk ke RS Bhayangkara yakni Kabag Ops Polres Mamasa, AKP Pius Bontoh dan Kasat Intel Polres Mamasa, AKP Yusuf Kallo.
"Dari 25 korban aparat Polres Mamasa yang terkena lemparan batu oleh massa pendukung Obed, dua orang sangat kritis. Makanya, keduanya langsung di kirim ke RS Bhayangkara di Makassar, Sulsel," kata dia.
Ia berharap, dua anggota Polres yang masih mendapatkan perawatan medis di RS Bhayangkara bisa kembali sehat.
Kapolres menghimbau agar masyarakat Mamasa tetap menjaga kerukunan antarummat beragama.
"Jangan karena masalah hukum lalu dikaitkan dengan berbagai isu yang bisa memecah kebersamaan yang telah terjalin harmonis selama ini," ungkap dia.
Dia juga meminta agar Obed selaku mantan bupati agar bisa mengendalikan massanya dengan cara tidak berbuat anarkis.
"Pak Obed merupakan tokoh masyarakat yang harus mampu meredam massanya untuk tidak berbuat anarkis. Apalagi, pilkada Mamasa juga tidak akan lama lagi digelar," kata dia. (KR-ACO/N001)
Berita Terkait
Kemlu memastikan tidak ada WNI jadi korban selama kekerasan di Ekuador
Jumat, 12 Januari 2024 9:42 Wib
Pemprov Sulsel dan ASKRIDA jajaki kerja sama perlindungan gedung
Selasa, 9 Januari 2024 19:54 Wib
Presiden AS Biden singgung Trump dan kerusuhan Capitol dalam pidato kampanyenya
Sabtu, 6 Januari 2024 19:02 Wib
Utusan Mendagri kantongi informasi kericuhan Pohuwato Gorontalo
Senin, 25 September 2023 11:20 Wib
PDI Perjuangan: Kerusuhan 27 Juli 1996 sebagai pelanggaran HAM berat
Kamis, 27 Juli 2023 17:09 Wib
Tiga personel TNI-Polri terluka saat kerusuhan di Dogiai
Jumat, 14 Juli 2023 17:36 Wib
Ketua MPR minta pemerintah mendata WNI terdampak kerusuhan di Prancis
Senin, 3 Juli 2023 17:45 Wib
Presiden Macron minta ketertiban dipulihkan di tengah kerusuhan besar Prancis
Senin, 3 Juli 2023 10:27 Wib