BI dan TPID Sulsel utamakan prinsip sinergi tekan inflasi
Makassar (ANTARA) - Perwakilan Bank Indonesia Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) wilayah Sulawesi Selatan mengutamakan prinsip sinergi dan berkolaborasi antara perumus dan pelaksana kebijakan yang diistilahkan dalam Bahasa Makassar A’bulo Sibatang atau sepohon bambu yang bermakna bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.
"Dengan prinsip ini BI dan TPID Sulsel mencanangkan Program Sipeppa (bermakna persatuan) yaitu inovasi yang memperpendek rantai distribusi melalui kerja sama antara asosiasi toko ritel dengan distributor," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni P Joewono di Makassar, Senin.
Selain itu, lanjut Doni, pada kegiatan Luring Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) juga mengoptimalisasi pasokan melalui pemanfaatan platform digital.
Pada kegiatan tersebut, selain dilakukan pencanangan Sipeppa, GNPIP Sulsel juga memuat kegiatan antara lain penandatanganan Kerja sama Antar Daerah (KAD), simbolis penyerahan 100 ribu bibit cabai dan 150 ribu bibit tanaman pangan serta sarana prasarana produksi tani, termasuk peluncuran buku “Panduan Budidaya Cabai” serta Program Rewako atau Pelatihan Petani Pintar.
"Berbagai upaya BI untuk mengendalikan inflasi, salah satunya dengan menjaga pasokan dan kelancaran distrubusi barang dan penguatan ketahanan pangan," ujarnya.
Berkaitan dengan upaya tersebut, diakui pentingnya komitmen, sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, Bank Indonesia baik pada tingkat pusat maupun daerah.
Deputi Gubernur BI juga menyampaikan apresiasi kepada Sulsel yang mendapatkan predikat TPID Provinsi terbaik di Sulawesi.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Komisi XI Amir Uskara memberikan apresiasi pada TPID dan Bank Indonesia dalam mendukung pengendalian inflasi pangan.
Pasalnya, ketahanan pangan sendiri berkontribusi sekitar 73 persen untuk pengurangan angka kemiskinan. Karena itu, untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, maka rantai distribusi memang perlu diperpendek.
"Ini untuk menjaga harga pangan di masyarakat, sekaligus mendorong daya beli masyarakat agar terus terjaga melalui sinergi yang dilakukan di lapangan," ujarnya.
"Dengan prinsip ini BI dan TPID Sulsel mencanangkan Program Sipeppa (bermakna persatuan) yaitu inovasi yang memperpendek rantai distribusi melalui kerja sama antara asosiasi toko ritel dengan distributor," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni P Joewono di Makassar, Senin.
Selain itu, lanjut Doni, pada kegiatan Luring Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) juga mengoptimalisasi pasokan melalui pemanfaatan platform digital.
Pada kegiatan tersebut, selain dilakukan pencanangan Sipeppa, GNPIP Sulsel juga memuat kegiatan antara lain penandatanganan Kerja sama Antar Daerah (KAD), simbolis penyerahan 100 ribu bibit cabai dan 150 ribu bibit tanaman pangan serta sarana prasarana produksi tani, termasuk peluncuran buku “Panduan Budidaya Cabai” serta Program Rewako atau Pelatihan Petani Pintar.
"Berbagai upaya BI untuk mengendalikan inflasi, salah satunya dengan menjaga pasokan dan kelancaran distrubusi barang dan penguatan ketahanan pangan," ujarnya.
Berkaitan dengan upaya tersebut, diakui pentingnya komitmen, sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, Bank Indonesia baik pada tingkat pusat maupun daerah.
Deputi Gubernur BI juga menyampaikan apresiasi kepada Sulsel yang mendapatkan predikat TPID Provinsi terbaik di Sulawesi.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Komisi XI Amir Uskara memberikan apresiasi pada TPID dan Bank Indonesia dalam mendukung pengendalian inflasi pangan.
Pasalnya, ketahanan pangan sendiri berkontribusi sekitar 73 persen untuk pengurangan angka kemiskinan. Karena itu, untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, maka rantai distribusi memang perlu diperpendek.
"Ini untuk menjaga harga pangan di masyarakat, sekaligus mendorong daya beli masyarakat agar terus terjaga melalui sinergi yang dilakukan di lapangan," ujarnya.