Makassar (ANTARA) - Universitas Hasanuddin meresmikan pusat kolaborasi One Health Collaborating Center (OHCC) Kawasan Wallacea dengan menggunakan pendekatan One Health (satu kesehatan) di Makassar, Selasa.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unhas Prof Muhammad Ruslin, MKes, PhD, SpBM(K), menyambut baik kehadiran OHCC Unhas dan berharap melalui kolaborasi tersebut akan memberikan dampak besar di kawasan Wallacea.
“Keberadaan OHCC Unhas diharapkan dapat menjadi wadah kolaboratif yang merangkul seluruh cakupan kawasan Wallacea dalam menangani masalah yang ada, seperti kemunculan zoonosis, perubahan iklim, deforestasi, dan lainnya yang akan berdampak signifikan terhadap ekosistem,” jelas Prof Ruslin.
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek Prof Sri Suning Kusumawardani dalam sambutannya mengapresiasi peresmian OHCC Unhas. Dirinya menyampaikan OHCC UNHAS merupakan pusat kolaborasi ke-7 yang terbentuk di Indonesia.
“Terbentuknya OHCC Unhas membuktikan adanya keberlanjutan praktik baik program kolaborasi INDOHUN dan Kemdikbudristek, khususnya untuk untuk menggerakkan pendekatan One Health di perguruan tinggi dalam upaya menanggulangi permasalahan kesehatan yang memerlukan kolaborasi lintas sektor," ujarnya.
Keselarasan kolaborasi antara kalangan akademik di perguruan tinggi dan dunia industri dalam mengimplementasikan One Health harus terus dioptimalkan, lanjut Prof Suning.
Wakil Direktur Kantor USAID Indonesia Erin Nicholson yang hadir pada peresmian mengatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat melalui USAID berkomitmen untuk mendukung inovasi dan kolaborasi sebagai kunci perbaikan ketahanan kesehatan di Indonesia.
Menurutnya, OHCC Unhas akan menjadi yang terdepan dalam penguatan ketahanan kesehatan di Indonesia.
Peresmian ini sekaligus dirangkaikan acara penandatanganan kerja sama Unhas bersama dengan Indonesia One Health University Network (INDOHUN).
Koordinator INDOHUN Prof Agus Suwandono, MPH, Dr PH dalam sambutannya mengharapkan melalui OHCC Unhas semakin banyak tenaga kesehatan dan calon tenaga kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan yang memahami pentingnya konsep One Health.
Menurutnya, hal tersebut demi menangani bencana nonalam seperti zoonosis dan penyakit infeksius emerging. Demi kesiapan calon tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan dalam menangani bencana non alam yang mampu bekerja lintas sektor.
“Kita tidak mengetahui kapan pandemi berikutnya akan terjadi, tetapi pasti terjadi. Keberadaan OHCC UNHAS sebagai OHCC ke-7 di Indonesia diharapkan dapat membantu kawasan menyiapkan sumber daya manusia,” jelas Prof Agus.
OHCC UNHAS merupakan pusat penyedia wadah berjejaring lintas sektor yang mengintegrasikan kesehatan manusia dengan kesehatan hewan, serta kesehatan lingkungan. Pendirian ini digagas oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas bersama INDOHUN di bawah proyek One Health Workforce-Next Generation (OHW-NG) yang didukung oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
One Health adalah pendekatan terpadu yang bertujuan untuk menyeimbangkan dan mengoptimalkan kesehatan manusia, hewan, dan ekosistem secara berkelanjutan.
Konsep ini mengakui bahwa kesehatan manusia, hewan peliharaan dan liar, tumbuhan, dan lingkungan yang lebih luas (termasuk ekosistem) saling terkait erat dan saling bergantung.
Pusat kolaborasi kawasan Wallacea hadir karena wilayah ini merupakan kawasan biogeografis Indo-Malaya Raya dan Australasia yang mencakup sekelompok pulau dan kepulauan di wilayah Indonesia bagian tengah.
Sulawesi merupakan pulau terbesar di kawasan ini, disebut sebagai laboratorium terbaik untuk memahami evolusi. Ini karena pulau tersebut memiliki sekitar 70 persen mamalia endemik dan seluruh satwa primatanya adalah endemik dan unik. Keunikan ini diiringi dengan sejumlah ancaman yang melibatkan keberlangsungan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.
One Health telah dibahas di berbagai forum internasional, di antaranya G20 dan ASEAN. Pemahaman One Health dan kegiatan kolaboratif yang merata dari global hingga lokal turut berkontribusi terhadap kesiapan Indonesia melawan pandemi.