Kupang (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Nusa Tenggara mengimbau warga untuk menghindari potensi gas beracun dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Masyarakat di sekitar gunung atau pengunjung diimbau tidak beraktivitas atau berada dalam radius dua kilometer dari pusat erupsi untuk menghindari potensi bahaya gas beracun," kata Kepala Balai Pemantau Gunung Api dan Mitigasi Gerakan Tanah Wilayah Nusa Tenggara, Zakarias Ghele Raja dari Flores Timur, Rabu.
Hal tersebut ia sampaikan karena gunung api itu masih mengalami erupsi hingga hari ini. Ia menyampaikan erupsi kembali terjadi pada pukul 07.00 Wita dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih seribu meter di atas puncak.
Gunung api dengan status level II atau Waspada itu mengalami erupsi dengan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut. Erupsi itu juga terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 37 milimeter dan durasi lebih kurang 4 menit 28 detik.
Ia mengatakan pergerakan magma dari sumber magma dapat diketahui melalui frekuensi gempa vulkanik. Namun kecepatan pergerakan magma yang secara tiba tiba di perut bumi sangat susah diantisipasi.
Oleh karena itu Zakarias mengingatkan masyarakat terutama pendaki untuk tidak mendekati kawah yang berada di puncak gunung. Masyarakat harus menjauh dari potensi bahaya erupsi berupa abu vulkanik, awan panas, serta gas beracun yang keluar.
"Harus menjauh, karena kalau tiba-tiba erupsi maka susah untuk menghindar," ucapnya.
Gunung api Lewotobi Laki-laki telah berstatus waspada sejak tanggal 17 Desember 2023.
Dengan naiknya status gunung api itu, kini jumlah gunung api dengan level Waspada di NTT berjumlah empat gunung api yakni Ile Lewotolok di Lembata, Inielika di Ngada, serta Lewotobi Perempuan dan Laki-laki di Flores Timur.