Jakarta (ANTARA) - Rakyat Indonesia telah menunaikan hak pilihnya pada hari pemungutan suara 14 Februari lalu untuk menentukan siapa pemimpin Indonesia mendatang yang paling baik sesuai dengan hati nurani mereka.
Setelah pemungutan suara berakhir, rakyat Indonesia kini tengah menunggu hasil resmi pemilu sesuai penghitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU), meski hasil hitung cepat dari sejumlah lembaga survei sudah memperlihatkan siapa calon yang paling besar kemungkinannya menang.
Rupanya, tidak hanya rakyat Indonesia yang terpaku pada pemilu kali ini. Masyarakat dunia juga menunggu siapa pemimpin baru Indonesia yang terpilih melalui kotak suara.
Tidak sedikit media internasional meramaikan pesta demokrasi 5 tahunan Indonesia dengan menjadikan pemilu sebagai tajuk utama pemberitaan mereka pada hari pemungutan suara pada medio Februari lalu.
Salah satu hal yang mereka soroti adalah bagaimana Indonesia, sebagai negara demokrasi terbesar ketiga dunia, mampu menjalankan pemilu untuk lima posisi pemerintahan dalam satu hari sekaligus.
Pemilu 2024 juga rupanya menjadi topik pembicaraan yang hangat di jiran terdekat kita, Malaysia. Negeri jiran RI tentu ingin tahu siapa pemimpin baru yang dipilih rakyat Indonesia, apalagi setelah mereka pun memiliki kepala negara – Yang di-Pertuan Agong – baru pada 31 Januari lalu.
Sebagai negara tetangga terdekat, sangat wajar apabila Malaysia menunggu dan memiliki ekspektasi besar terhadap transisi kepemimpinan Indonesia serta presiden baru yang akan dilantik menggantikan Presiden Joko Widodo pada 20 Oktober mendatang.
Hal menarik di mata mereka
Di mata rakyat negeri jiran, pemilu di Indonesia tidak dapat dilewatkan begitu saja karena banyak hal maupun fenomena demokrasi yang menarik diperhatikan maupun dipelajari.
Anggota Dewan Rakyat Malaysia Zahir Hassan, misalnya, mengapresiasi pelaksanaan pemilu di Indonesia yang begitu lancar. Pada hari pemungutan suara, ia menjadi bagian dari delegasi pengawas internasional yang menyaksikan proses pemilu di TPS 13 Balai Banjar Teba, Kelurahan Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali.
Ia mengagumi besarnya keterlibatan perempuan pada TPS 13 yang dikelola oleh KPPS yang semuanya perempuan. KPU Provinsi Bali sebelumnya memang meminta setiap kabupaten dan kota mempersiapkan setidaknya satu TPS yang dikelola oleh KPPS perempuan sebagai percontohan.
"Saya percaya prosesnya baik, berjalan lancar, dan transparansi berlaku karena disaksikan oleh wakil-wakil (saksi) kandidat-kandidat yang bertanding," ucap Zahir.
Selain mengapresiasi TPS yang dijalankan oleh perempuan, dia juga mengaku terkejut karena pemilih di Indonesia memilih lima jabatan politik sekaligus dalam satu waktu memilih dengan lima surat suara yang berbeda untuk presiden dan wakil presiden serta anggota DPR RI, DPD RI, DPRD provinsi, serta DPRD kabupaten dan kota.
Anggota parlemen Malaysia tersebut membandingkan dengan pemilu di negaranya, yang dikenal dengan istilah pilihan raya, yang paling banyak hanya akan memilih untuk dua jabatan politik berbeda, yaitu untuk anggota Dewan Rakyat dan anggota Dewan Undangan Negeri (sejenis DPRD tingkat provinsi di Malaysia).
"Saya rasa ini suatu hal yang besar dan keberhasilan apabila dapat dilaksanakan baik. Ini adalah peluang yang diberikan kepada rakyat untuk membuat pilihan terbaik untuk mewakili mereka, dan pilihan terbaik itu yang akan menjanjikan Indonesia yang lebih cerah," kata Zahir.
Sementara itu, wartawan Malaysia dari situs berita daring Malaysiakini, Faizal Ghazali, menyatakan begitu tergugah melihat bagaimana lancarnya proses pemungutan suara meski mengakui prosesnya tampak rumit.
Faizal mengaku bahwa pada hari pemungutan suara 14 Februari lalu, dirinya meliput proses pemilu di TPS 60 Lebak Bulus Jakarta Selatan, tempat calon presiden Anies Baswedan melaksanakan hak pilihnya,
“Walaupun kita tahu Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang begitu banyak, proses demokrasi yang berlangsung di Indonesia, bagi saya, menjadi satu proses yang menggambarkan kematangan rakyat dan pimpinannya,” kata wartawan itu.
Rupanya, selain kesan kematangan demokrasi di Indonesia yang terlihat dalam pemilu, Faizal turut menyoroti bagaimana insan media di Indonesia bisa dengan leluasa menjalankan tugas di TPS untuk meliput para kandidat pemilu dan tokoh bangsa menggunakan hak pilihnya.
Ia menyebut wartawan di negaranya perlu mengajukan izin khusus apabila hendak meliput di TPS saat pilihan raya di negaranya. Kartu pers saja tidak cukup untuk meliput pemilu di sana, katanya.
“Di sini tidak ada pembatasan, (tidak ada yang mempertanyakan) kamu dari mana, mana kartu izinnya, karena jika di sana kami perlu mendaftar (izin khusus) apabila ingin meliput seperti ke TPS kemarin,” ucapnya.
Harapan dari Malaysia
Sebagai negara sahabat terdekat, Malaysia tentu berharap Indonesia berhasil melaksanakan Pemilu 2024 hingga tahap terakhirnya supaya lahir pemerintahan baru Indonesia yang stabil.
Pemerintahan Indonesia yang stabil akan makin mendorong hubungan baik dengan Malaysia melalui kerja sama yang amat menguntungkan di berbagai bidang seperti yang sudah berjalan saat ini.
Seperti diungkapkan Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Syed Mohamad Hasrin Tengku Hussin, proses pemilu di Indonesia harus berjalan lancar karena kestabilan dan keamanan Indonesia, sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, memiliki dampak besar terhadap kestabilan dan keamanan regional.
Hubungan Indonesia dan Malaysia juga menjadi kunci bagi kestabilan regional dan hubungan internasional, dan pemimpin baru Indonesia harus memperhatikan betul hal ini.
Dubes bahkan menyebut apabila hubungan antara Indonesia dan Malaysia memburuk, seperti yang pernah terjadi pada masa lampau, tidak cuma kedua negara itu saja yang “kepanasan”, tapi negara lain pun turut risau.
Selain itu, Hasrin juga menegaskan komitmen pemerintah Malaysia untuk terus bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia, termasuk dengan pemimpin baru yang terpilih lewat pemilu, melalui tindakan-tindakan yang menguntungkan dan selaras dengan kepentingan kedua negara.
Apalagi, Malaysia dan Indonesia sama-sama berkecimpung di organisasi internasional, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ASEAN, Organisasi Kerjasama Islam (OIC), dan Gerakan Non-Blok, serta banyak memiliki kesamaan pandangan dalam isu internasional, seperti dalam isu perjuangan rakyat Palestina.
Tidak heran apabila Malaysia amat memerhatikan pelaksanaan pemilu di Indonesia serta menanti apa pun hasil pemilu yang mencerminkan pilihan rakyat Indonesia itu sendiri.
Pemimpin Indonesia yang terpilih lewat pemilu, selain merupakan penentu hala tuju kerja sama dengan Malaysia pada masa depan, juga akan menjadi penentu baiknya hubungan Indonesia dan Malaysia sehingga bermanfaat bagi kestabilan kawasan Asia Tenggara dan membawa pengaruh baik di tingkat global.