Makassar (ANTARA) - Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Christina Aryani mengajak mahasiswa Politeknik ATI Makassar untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan professional di luar negeri.
Hal tersebut disampaikan Wamen Christina saat membawakan kuliah umum bertajuk "Mendunia dari Kampus untuk Membangun Daya Saing Global" di Kampus Politeknik ATI Makassar, Rabu (19/3).
Wamen Christina menyampaikan Kementerian P2MI hadir untuk memberikan pelindungan bagi pekerja-pekerja migran Indonesia di luar negeri.
"Yang paling penting adalah kesiapan pekerja migran itu sendiri. Pekerja migran harus punya kompetensi, penguasaan bahasa asing, dan memahami kontrak kerja dengan baik," katanya.
Ia pun mengingatkan calon pekerja migran harus berhati-hati dalam memilih agensi dan tidak mudah percaya dengan janji-janji iklan yang ramai di media sosial.
Pada kesempatan tersebut, Wamen Christina juga mengapresiasi serapan alumni Politeknik ATI Makassar telah mencapai 100 persen bekerja di industri. Meskipun demikian, ia melihat alumni Politeknik ATI Makassar perlu mengetahui peluang berkarier di luar negeri.

Menurutnya, mahasiswa Politeknik ATI Makassar memiliki kesempatan berkarier di industri manufaktur, khususnya pada bidang welding di luar negeri seperti Jepang, Korea Selatan, Hungaria, Uni Emirat Arab, dan Kuwait.
"Saya yakin Politeknik ATI Makassar sebagai kampus Vokasi di bawah naungan Kemenperin dapat mempersiapkan kompetensi mahasiswa lebih optimal agar siap bersaing di pasar global,"ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian, Masrokhan menyampaikan Kemenperin memiliki 13 Politeknik, 9 SMK dan 7 Balai Diklat Industri yang seluruhnya berperan aktif dalam penyediaan dan pengembangan SDM industri yang kompeten dan berdaya saing global.
"Saat ini kami juga merintis pengembangan kelas kerjasama internasional pada unit-unit pendidikan Kemenperin. Salah satunya di Politeknik ATI Makassar dengan Morimitsu Industri Co, Ltd di Jepang," tambahnya.
Sedangkan, Direktur Politeknik ATI Makassar Muhammad Basri mengatakan Politeknik ATI Makassar mengembangkan kurikulum yang relevan dengan industri, baik nasional maupun internasional.
Selain itu, meningkatkan kompetensi dosen serta menyiapkan sarana dan prasarana, termasuk membekali mahasiswa dengan kemampuan bahasa asing.
"Di kelas kerjasama dengan Jepang, kami memberikan pelatihan Bahasa Jepang kepada mahasiswa selama dua semester sebelum mereka magang ke Jepang," jelasnya. (*/Inf)