Mamuju (ANTARA) - Harga pangan atau kebutuhan pokok masyarakat di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) tetap terkendali dua pekan setelah hari raya Idul Fitri akibat gencarnya operasi pasar murah sehingga tidak membebani ekonomi masyarakat.
"Harga sembako di Sulbar tetap stabil dua pekan setelah lebaran hari raya Idul Fitri, maupun saat menjelang hari raya Idul Fitri di Sulbar," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulbar, Abdul Waris Bestari, di Mamuju, Selasa.
Ia mengatakan, harga pangan di Sulbar tidak mengalami inflasi, sehingga masyarakat Sulbar tidak terbebani ekonominya dalam memenuhi kebutuhan pokok saat lebaran dan setelahnya.
Menurut dia, Pemprov Sulbar yang membentuk satgas pengendalian harga pangan di daerah telah berhasil menekan inflasi dengan sejumlah program yang dilaksanakan, sehingga harga sembako dalam sebulan terakhir tidak mengalami kenaikan.
"Program pasar murah yang dilaksanakan Sulbar maupun program intervensi harga sembako diseluruh pasar di Sulbar telah membuat harga sembako tidak mengalami kenaikan, itu artinya upaya dan starategi pemerintah telah berhasil dijalankan sehingga harga sembako tetap stabil dan tidak mengalami peningkatan," katanya.
Menurut dia, pemerintah pusat telah meminta agar Pemprov Sulbar menekan inflasi hingga di bawah 1,5 persen agar masyarakat tidak terbebani ekonominya menjelang atau sesudah lebaran, dan itu telah berhasil dilaksanakan dengan baik.
Ia menyampaikan, Pemprov Sulbar akan terus menekan inflasi pada tahun ini dengan menggencarkan program pasar murah diseluruh Kabupaten di Sulbar, sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokoknya dengan harga terjangkau.
Ia menyampaikan, selain harga sembako stabil, stok beras di Sulbar juga dinyatakan aman hingga enam bulan kedepan karena cadangan beras tersedia di Sulbar mencapai 1400 ton di gudang Bulog Kabupaten Mamuju dan 900 ton di gudang Bulog Kabupaten Pasangkayu.