Makassar (ANTARA) - Lembaga Sensor Film (LSF) Indonesia melakukan peningkatan literasi terhadap kualitas penyensoran film dan iklan film di Makassar dengan menyediakan layanan penyensoran berbasis elektronik melalui aplikasi e-SiAS (Sistem Administrasi Penyensoran Berbasis Elektronik).
Kuat Prihatin mewakili LSF di Makassar, Sulsel, Rabu menyebut saat ini LSF telah menyediakan layanan yang mudah, ringkas dan efisien melalui aplikasi e-SiAS, baik untuk penayangan di bioskop, di TV maupun di OTT.
"Ini penting kami sampaikan, mengingat banyak sineas muda dari Kota Makassar dan banyak juga film-film yang diangkat dari budaya Bugis-Makassar, termasuk penikmat film di Makassar terbilang besar," ujarnya.
Pertemuan yang melibatkan sejumlah pihak ini guna meningkatkan kesadaran pelaku kegiatan perfilman dalam memilah, memilih serta menentukan film yang akan dibuat, diedarkan dan dipertunjukkan kepada masyarakat.
Kata Kuat, LSF melakukan kegiatan literasi penyensoran sebagai bagian dari upaya menjaga agar produksi, peredaran dan pertunjukan film sesuai dengan peraturan/kebijakan di Indonesia.
"Kita melakukan sensor bukan menghambat kreativitas, tetapi ini wajib dilalui sebagai bagian dari amanat UU dalam menyajikan tontonan yang layak bagi masyarakat," ujarnya.
Tercatat pada 2024, sebanyak 285 film nasional yang telah tayang dengan angka melebihi film impor sebanyak 254 film. Sementara jumlah penonton film Indonesia mencapai angka 81 juta. Film horor mendominasi jumlah penonton, kendati film drama lebih banyak diproduksi.
Tren positif ini juga ditandai dengan semakin banyaknya komunitas penggiat film termasuk pembuat film indie yang tumbuh subur di berbagai daerah, sekolah-sekolah yang memiliki aktivitas perfilman juga sangat banyak, baik SMK yang memang memiliki kompetensi bidang perfilman ataupun tidak.
Tren positif tersebut, lanjutnya, juga perlu diimbangi dengan pemahaman literasi yang baik khususnya di bidang penyensoran. Oleh karena itu LSF hadir memberikan literasi di berbagai daerah di kota-kota yang perkembangan filmnya cukup baik, termasuk di Makassar.
Kini, LSF telah mengembangkan sistem aplikasi e-SiAS yang mudah diakses. Dengan aplikasi tersebut seluruh rangkaian proses sensor dapat dilakukan secara online dari tidak harus datang ke LSF langsung.
"Dengan kemudahan tersebut diharapkan tingkat kesadaran dan ketaatan sensor dari insan perfilman akan meningkat," demikian kata Kuat.
Selain Makassar, kegiatan ini juga digelar di beberapa kota antara lain Bandung, Medan, Purbalingga, Malang dan Makassar dengan sasaran utama para pembuat/produsen/pelaku kegiatan perfilman (baik profesional maupun kalangan siswa/mahasiswa/komunitas).
Kota-kota tersebut dipilih sebagai lokus kegiatan karena dinilai perkembangan perfilmannya cukup baik dan terdapat cukup banyak komunitas pelaku atau penggiat perfilman yang produktif Kegiatan literasi dilengkapi dengan bimbingan teknis (Bimtek) pembuatan akun dan pengoperasian aplikasi e-SiAS.

