Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kota Makassar, Sulawesi Selatan, meminta Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Makassar untuk ikut dalam membangun perekonomian dan budaya Kota Makassar untuk mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin di Makassar, Senin, mengatakan Kota Makassar punya posisi strategis dan merupakan pintu gerbang Indonesia Timur.
"Makassar ini tidak bisa dibangun sendiri. Butuh kolaborasi dengan banyak pihak, termasuk perguruan tinggi seperti Poltekpar. Kami sangat terbuka untuk masukan dan kerja sama yang bisa mengakselerasi kemajuan kota," ujarnya.
Appi - sapaan akrab Munafri Arifuddin berharap pergerakan masyarakat dari wilayah timur Indonesia seperti Maluku dan Papua tidak harus lagi berpusat ke Jakarta, tetapi cukup berhenti dan menetap di Makassar.
Di hadapan para mahasiswa baru Poltekpar, ia mengajak para mahasiswa dan alumni untuk ikut membangun perekonomian dan budaya Kota Makassar karena ada banyak hal yang bisa disinergikan bersama.
"Kalau tiga ribu orang datang dan bisa tinggal di Makassar, bayangkan berapa banyak hotel yang terisi, rumah makan yang berkembang, dan tenaga kerja yang terserap. Ini dampaknya besar terhadap siklus ekonomi, termasuk penerimaan pajak daerah," terangnya.
Wali Kota juga mengungkapkan bahwa hingga saat ini, Makassar masih belum memiliki hotel berbintang lima.
Menurut dia, hal ini menjadi salah satu kendala dalam menarik investasi lebih besar.
"Investor melihat kesiapan kita sebelum mereka menanamkan modal. Maka itu, ketersediaan SDM pariwisata berkualitas menjadi krusial. Dan di sinilah peran Poltekpar sangat diharapkan," ucapnya.
Ia juga menyebutkan program prioritas Pemkot Makassar di sektor sport tourism melalui pembangunan stadion sepak bola bertaraf internasional.
Menurutnya, PSM Makassar sebagai klub legendaris Indonesia seharusnya bisa menjamu pertandingan di kandangnya sendiri dan menjadikan Makassar sebagai bagian dari wajah sepak bola ASEAN.
Dia menekankan pentingnya mengintegrasikan nilai budaya lokal dalam kurikulum pendidikan, termasuk di lingkungan Poltekpar.
"Saya ingin ini jadi kekuatan pendidikan pariwisata kita. Kita harus membangun SDM yang tidak hanya unggul secara teknis, tapi juga punya karakter dan etika," tutur Munafri.

