Kendari (ANTARA) - Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ir. Hugua mengajak masyarakat berperilaku hidup sehat dengan memperbanyak kegiatan atau bergerak untuk mencegah penyakit jantung.
Wagub Sultra Ir. Hugua saat ditemui di Kendari, Minggu, mengatakan bahwa melalui banyak kegiatan yang membuat tubuh banyak bergerak serta ditambah berpuasa bisa mencegah dari potensi penyakit serangan jantung.
"Pemerintah provinsi menaruh harapan besar kepada masyarakat untuk berperilaku sehat. Kalau ahli kesehatan menyarankan ada dua, berpuasa dan banyak gerak tubuh," kata Hugua saat menghadiri kegiatan Jantung Sultra Run dalam rangka peringatan Hari Jantung se-Dunia di Kendari.
Ia meminta masyarakat tidak memandang remeh penyakit jantung karena salah satu pembunuh terbesar di dunia. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara juga akan terus meningkatkan pencegahan dengan fasilitas dan tenaga medis yang profesional demi menekan angka warga terkena penyakit jantung.
Walaupun saat ini sudah ada Rumah sakit jantung Oputa Yi Koo ditambah fasilitas medis yang cukup, namun angka penyakit jantung dapat dicegah jika masyarakatnya sadar akan pola hidup sehat.
"Karena kesehatan adalah mandatori, kesehatan, pendidikan, agro maritim dan infrastruktur, itu semua penting tapi yang utama itu kesehatan," ujarnya.
Selain fasilitas kesehatan yang mumpuni di setiap rumah sakit, Pemprov Sultra juga terus menyediakan para tenaga medis seperti dokter spesialis jantung di Sulawesi Tenggara.
"Kalau fasilitas kesehatan bagus, insya Allah ditambah edukasi semacam ini, angka masyarakat yang terkena penyakit jantung turun," jelas Hugua.
Di tempat yang sama, Ketua Perhimpunan Dokter Kardiovaskular Indonesia (PERKI) cabang Kendari dr Sjarief Subidjakto mengungkapkan dengan edukasi rutin ke masyarakat bisa membantu menekan angka penyakit jantung di Sultra.
"Kita harus selalu mengingatkan bahwa pembunuh nomor satu jangan jadi nomor satu," ucapnya.
Sjarief mengatakan di tahun 2018 jumlah masyarakat yang terkena penyakit jantung mencapai 10.000 kasus. Namun, di 2025 angka itu berhasil diturunkan menjadi 8.000 kasus.
Hal itu karena Sultra punya 11 dokter spesialis penyakit jantung, 72 perawat ahli, dan 30 dokter yang kini masih menempuh pendidikan profesi untuk penanganan jantung.
"Jadi jumlah penyakit jantung bisa ditekan, karena dokternya banyak, sarana kesehatan bagus dibantu kesadaran masyarakat," tambah Sjarief.

