Kuala Lumpur (ANTARA) - Akhirnya, ASEAN secara resmi membuka pintunya dan merangkul Timor-Leste sebagai anggota penuh kawasan dalam Konferensi Tingkat Tinggi ke-47 ASEAN.
Pengukuhan Timor-Leste sebagai anggota penuh ASEAN dilakukan dalam acara penandatanganan dokumen keanggotaan penuh Timor-Leste yang dilakukan seluruh pemimpin ASEAN, dan disaksikan sejumlah pemimpin negara-negara mitra wicara ASEAN di Kuala Lumpur, Minggu.
Bergabungnya Timor-Leste dalam keanggotaan penuh dan tetap ASEAN, tentu harus semakin memperkuat citra Asia Tenggara sebagai kawasan yang utuh, damai, dan menjunjung tinggi inklusivitas dan persahabatan regional.
Oleh sebab itu Timor-Leste sudah siap mengikuti segala kesepakatan dan prinsip-prinsip yang dianut ASEAN.
Perjalanan Timor-Leste untuk masuk menjadi anggota ASEAN dapat dikatakan tidak mudah. Pengajuan keanggotaan sudah dilakukan negara yang dulu bernama Timor Timur itu sejak tahun 2011.
Pada tahun 2022 ASEAN akhirnya membuka jendela bagi negara yang merdeka tahun 2002 itu, dan mempersilakan Timor-Leste menjadi pengamat di ASEAN dan mengikuti setiap pertemuan tingkat tinggi ASEAN.
Untuk menjadi anggota ASEAN, Timor-Leste harus sepenuhnya memenuhi persyaratan dan kewajiban organisasi, termasuk kemampuan untuk memenuhi persyaratan partisipasi dalam tiga pilar utama, yaitu politik-keamanan (ASEAN Political-Security Community/APSC), ekonomi (ASEAN Economic Community/AEC), dan sosial-budaya (ASEAN Socio-Cultural Community/ASCC).
Niat Timor-Leste masuk menjadi anggota tetap ASEAN sempat mendapatkan tentangan atau penolakan dari beberapa negara anggota ASEAN, yang menilai ekonomi negara tersebut masih tertinggal.
Singapura merupakan salah satu negara anggota ASEAN yang sempat skeptis atau menyatakan keraguannya atas kemampuan Timor-Leste mengatasi aksesi terhadap keanggotaan penuh ASEAN.
Saat mengajukan diri sebagai anggota penuh ASEAN, Timor-Leste dianggap masih menghadapi banyak tantangan, termasuk dalam hal menjaga keamanan, pembangunan ekonomi, upaya memberantas korupsi dalam anggaran nasional, dan perekonomian yang bergantung pada sumber daya alam.
Namun penolakan itu tidak membuat Timor-Leste mundur. Secara bertahap Timor-Leste dapat menunjukkan posisinya yang pantas untuk diterima sebagai anggota penuh ASEAN. Tentunya juga dengan dukungan dari beberapa negara ASEAN, termasuk Indonesia.
Pembahasan Timor-Leste sebagai anggota penuh ASEAN terus dikerucutkan. Hingga akhirnya pada tanggal 10 September 2025, para pejabat senior dari negara-negara anggota ASEAN berkumpul di Port Dickson, Negeri Sembilan, Malaysia, dalam Pertemuan Pejabat Senior (SOM) ASEAN 2025, untuk membahas persiapan menyambut Timor-Leste sebagai anggota penuh organisasi regional itu.
Pertemuan dipimpin sekretaris jenderal Kementerian Luar Negeri Malaysia sekaligus pejabat senior ASEAN untuk Malaysia, dan dihadiri para pemimpin SOM ASEAN, pemimpin SOM Timor-Leste, dan Sekretariat ASEAN.
Dan tepat pada Sabtu (25/10) atau sehari menjelang pengukuhan sebagai anggota penuh ASEAN, Timor-Leste secara resmi menyerahkan instrumen aksesi Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ).
Kehadiran Timor-Leste dengan dukungan dan sokongan dari seluruh negara anggota ASEAN akan semakin memperkaya identitas ASEAN secara kolektif, tidak hanya dalam hal demografi, tetapi juga secara politik, kultural dan ekonomi.
Selamat datang dalam keluarga besar ASEAN, Timor-Leste.
Selengkapnya di ASEAN membuka pintu, selamat datang Timor-Leste

