Jakarta (Antaranews Sulsel) - Dalam dunia digital saat ini, merupakan suatu hal yang biasa bagi pasangan jika bergantung pada perangkat digital untuk saling berkomunikasi dan tetap terhubung satu sama lain.
Namun, berdasarkan hasil studi terbaru Kaspersky Lab, yang diterima ANTARA News di Jakarta, Jumat, ada sisi positif maupun negatif yang patut diperhitungkan dari "connected love" ini.
Sebanyak 8 dari 10 pasangan berusaha terhubung secara online dengan pasangan mereka ketika mereka terpisah atau berjauhan satu sama lain.
Sebanyak 62 persen pasangan juga setuju bahwa berkomunikasi melalui perangkat digital dan internet membantu mereka merasa lebih dekat dengan pasangan mereka, terutama bagi mereka yang berpacaran tetapi saling berjauhan (75 persen).
Ketergantungan digital ini juga meluas hingga ke berbagi penggunaan perangkat digital, sebanyak 53 persen pasangan mengatakan hubungan mereka mengalami peningkatan sejak berbagi aktivitas online mereka, seperti akun dan perangkat digital.
Jelas, ada hal positif yang muncul dari penggunaan perangkat, tetapi ada juga beberapa hal negatif yang patut untuk dipertimbangkan.
Penelitian ini menemukan bahwa penggunaan perangkat juga dapat menyebabkan argumen antara pasangan tentang berbagai masalah yang terkait perangkat, seperti penggunaan yang berlebihan dan insiden keamanan siber.
Sebanyak 51 persen pasangan mengungkapkan tentang penggunaan perangkat pada waktu makan atau percakapan tatap muka.
Selain itu, 55 persen orang berdebat dengan pasangan mereka karena terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk perangkat, dimana angka ini lebih tinggi (58 persen) pada pasangan yang tinggal bersama, dibandingkan dengan 49 persen dari mereka yang berpacaran tetapi hidup terpisah.
Ini menunjukkan bahwa orang-orang tidak suka merasa diabaikan dan ingin perhatian pasangannya tertuju pada mereka ketika mereka bersama.
Tetapi penggunaan perangkat yang berlebihan bukanlah satu-satunya hal yang membuat pasangan bertengkar. Akses ke perangkat juga merupakan sumber gesekan dalam hubungan.
Seperempat (25 persen) pasangan berpendapat tentang giliran siapa yang menggunakan perangkat, sementara lupa untuk mengisi baterai (45 persen) dan kehilangan perangkat (28 persen) juga menyebabkan perselisihan di antara pasangan.
Tidak hanya itu, ada juga permasalahan keamanan siber yang perlu dipertimbangkan.
Hampir seperempat (24 persen) pasangan beradu pendapat setelah salah satu pasangan menyebabkan perangkat terinfeksi oleh malware, dan 19 persen bertengkar setelah salah satu pasangan kehilangan uang secara online karena kesalahan atau karena malware.
Penelitian tersebut juga mengatakan bahwa pasangan yang berbagi perangkat digital secara signifikan lebih mungkin untuk berdebat tentang masalah yang disebutkan di atas.
Melihat dari hasil penelitian yang dilakukan Kaspersky Lab tersebut, dalam hubungan modern perangkat dapat menjadi teman dan juga musuh.
Berita Terkait
BI beri penghargaan kepada Pemkab Bulukumba atas pengelolaan pajak
Minggu, 21 April 2024 10:31 Wib
Satgas PASTI: Waspadai kejahatan digital modus impersonation
Kamis, 18 April 2024 23:36 Wib
Diskominfo Sulbar tingkatkan literasi masyarakat lewat Senter KIM
Rabu, 3 April 2024 12:11 Wib
Transaksi di Pekan Ekonomi Syariah Makassar 2024 capai Rp4 miliar
Selasa, 2 April 2024 2:14 Wib
Dinkes Sulbar dorong transformasi digital kesehatan lewat RME
Senin, 11 Maret 2024 21:31 Wib
Presiden Jokowi membawa isu mobil listrik dan transformasi digital ke Australia
Senin, 4 Maret 2024 11:19 Wib
Kemkominfo mendorong pemerataan infrastruktur digital Sulampua
Kamis, 22 Februari 2024 15:12 Wib
Menkominfo berjanji segera tindaklanjuti Perpres "Publisher Rights"
Rabu, 21 Februari 2024 12:58 Wib