Makassar (ANTARA) - Akibat pasokan kurang dari produsen telah memicu harga cabai menembus Rp60 ribu per kilogram di sejumlah pasar tradisional di Makassar.

"Harga cabai sudah mulai bergerak naik Rp35 ribu per kilogram menjelang Tahun Baru Imlek dan terus naik hingga kini menembus Rp60 ribu per kilogram," kata pedagang di pasar Terong, Hj Badriah di Makassar, Kamis.

Menurut dia, harga cabai ini melonjak karena pasokan dari daerah sentra produksi cabai di antaranya Kabupaten Gowa, Bantaeng dan Enrekang dalam sebulan terakhir terus berkurang.

Sementara pedagang pengumpul lebih memilih menjual cabai ke pasar luar Sulawesi Selatan, karena harganya jauh lebih menjanjikan, khususnya di daerah yang sempat mengalami banjir pada Januari 2020.

"Distributor yang biasanya membawakan kami cabai, lebih memilih menjual sisa cabai yang dikumpulkan dari petani itu dikirim ke Jakarta," katanya.

Hal senada dikemukakan pedagang cabai lainnya H Sultan di Pasar Pannampu, Makassar.

Menurut dia, memasuki musim hujan produksi cabai dari petani berkurang dan kalaupun masih ada persediaan biasanya dijual langsung ke pedangan dengan harga tinggi.

Mengenai kenaikan harga cabai di pasaran, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Yos Rusdiansyah pada keterangan terpisah melansir bahwa harga cabai yang melambung di pasaran dipicu oleh permintaan yang normal namun pasokan yang kurang, sehingga harga cabai naik sesuai dengan hukum ekonomi.

Saat ditanya kemungkinan harga cabai dapat menjadi komponen yang memicu inflasi pada bulan berjalan, dia mengatakan, hal itu bisa saja terjadi jika hingga akhir bulan tidak ada normalisasi pasokan cabai. Namun jika pasokan sudah normal kembali dan tidak ada aksi jual ke luar Sulsel, lanjut dia, tentu harga cabai dapat ditekan di pasaran.
 

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024