Makassar (ANTARA) - Sejumlah bahan pokok di pasar tradisional kota Makassar mulai merangkak naik selama sepekan terakhir hingga jelang 1 Ramdhan 1446 Hijiriah tahun 2025 termasuk harga cabai menembus di angka Rp82 ribu per kilogram.
"Beberapa hari lalu harga cabai masih Rp40-Rp57 ribu per Kg, tapi sekarang sudah naik sampai Rp80-Rp82 ribu per Kg. Naiknya harga mungkin karena permintaan banyak," kata Faridah pedagang pasar Tradisional Pa'baeng-baeng Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.
Selain cabai, sejumlah kebutuhan lain turut merangkak naik seperti lengkuas, bawang merah serta bahan bumbu lain. Kendati demikian, pihaknya tidak mengetahui pasti pemicu kenaikan harga-harga tersebut.
"Mulai naik itu awal minggu lalu, kami tidak tahu apa penyebabnya. Mungkin mau puasa permintaan meningkat, sama seperti tahun lalu, "tuturnya.
Dari pantauan, untuk lengkuas harga semula Rp15 ribu naik menjadi Rp25 ribu per kilogram. Bawang putih dan bawang merah dari Rp36 ribu-Rp41 ribu naik menjadi Rp45 ribu per kilogram, sedangkan harga tomat dan sejenisnya masih kategori normal.
Selanjutnya harga minyakita bersubsidi dari harga eceran tertinggi (HET) Rp15.700 per liter, di pasar mulai dijual Rp18 ribu atau naik sekitar Rp2.300 per liter. Sedangkan minyak goreng kemasan harga acuan Rp20.400 per liter naik sekitar Rp21 ribu-Rp24 ribu per liter.
Sementara untuk daging sapi, harga tetap normal antara Rp110-Rp120 per kilogram. Sedangkan harga ayam potong juga mengalami kenaikan hanya saja tidak signifikan antara Rp65 ribu-70 ribu per ekor tergantung berat ayam.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Makassar Irwan Adnan menyatakan, sejauh ini pihaknya terus memantau perkembangan di pasar dan tim pengendali inflasi terus bekerja sela sepekan terakhir berkaitan stabilisasi harga bahan pokok.
"Sudah jalan sejak minggu lalu, bahkan kami beberapa kali rapat bersama pemerintah pusat terkait pengendalian harga memasuki Ramadhan. Kita juga segera meninjau kondisi di lapangan guna memastikan langkah pengendalian harga bisa lebih efektif," ujarnya.
Selain itu, Pemerintah Kota Makassar, tambah Irwan, berkomitmen menekan potensi lonjakan harga memasuki bulan puasa dengan menjalankan berbagai strategi termasuk berkoordinasi dengan distributor untuk ketersediaan bahan pokok, dan bila diperlukan melakukan operasi pasar serta pemantauan harga langsung di pasar-pasar.